Jakarta (ANTARA) - Lembaga riset konsumen Nielsen menyebut penetrasi internet selama Ramadhan di masa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan konsumsi dan waktu, di mana khusus 2021 dipicu oleh kenaikan kegiatan menonton video di platform online.

Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina dalam jumpa pers daring yang dipantau di Jakarta, Kamis, mengatakan hasil Survei Nielsen Consumer and Media View di 11 kota besar di Indonesia menunjukkan konsumsi media digital selama masa Ramadhan tahun 2021 naik sebesar 24 persen dibandingkan Ramadhan 2019 atau sebelum pandemi.

Sementara itu, waktu penggunaan media digital pada 2021 naik 35 persen dibandingkan 2019 lantaran masyarakat mencari sumber hiburan baru di digital selama masa Ramadan.

"Memang penetrasi internet terakselerasi selama pandemi karena kita memiliki keterbatasan untuk keluar bekerja, keluar ke sekolah, keluar berbelanja dan banyak orang yang tadinya belum mengerti cara belanja online, belum punya e-wallet, sekarang jadi lebih fasih beradaptasi," katanya.

Survei tersebut mencatat sepanjang Ramadhan 2021, kegiatan menonton video di platform online meningkat 164 persen dibandingkan pada 2019. Disusul kemudian belanja online yang tumbuh 117 persen, mendengarkan musik naik 103 persen serta bermain game online naik 79 persen.

"Tren yang sama (meningkat) juga terjadi tidak hanya di Lebaran-Ramadan, di periode normal juga terjadi peningkatan yang signifikan. Penetrasi internet sampai dengan akhir 2021 sekitar 76 persen," katanya.

Hellen menuturkan kenaikan tersebut juga menyebabkan kepemirsaan turun mengingat kini acara televisi juga tersedia di platform online.

Nielsen mencatat angka TV Rating (TVR) di tahun 2021 lalu, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan masa Ramadan sebelum pandemi, di tahun 2019.

Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah konsumsi media digital, yang terakselerasi sejak pandemi di tahun 2020.

Ada pun data dari Nielsen Television Audience Measurement menunjukkan adanya peningkatan konsumsi televisi selama masa Ramadan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

"Masa Ramadan selalu mendorong kepemirsaan televisi, khususnya saat sahur, menjelang berbuka dan setelah sholat tarawih. Khusus di jam sahur, peningkatan pemirsa dapat mencapai lebih dari tujuh kali lipat," kata Hellen.

Selain mempengaruhi kebiasaan konsumen, Ramadan juga mempengaruhi kebiasaan beriklan para pemilik merek.

Nielsen Ad Intel mencatat peningkatan angka belanja iklan seminggu sebelum masa Ramadan mulai dari produk kosmetik atau detergen pakaian dan bahkan produk cat. Kategori yang juga tercatat menaikkan belanja iklannya di media televisi dan digital, adalah minuman seperti sirup, mouthwash, obat maag dan juga makanan olahan.

"Ramadhan di periode 2021 menunjukkan konsumen melakukan banyak penyesuaian, termasuk media yang mereka konsumsi. Pemilik merek perlu melakukan strategi kampanye media baik di TV maupun di Internet yang dilakukan secara komprehensif, mengingat kedua media ini mempunyai fungsi yang saling mendukung untuk mendapatkan kepercayaan konsumen, serta bersiap untuk kondisi normal kembali," jelas Hellen.

Baca juga: DEWG G20 akan perjuangkan penggunaan internet positif dan produktif

Baca juga: Masyarakat butuh literasi digital untuk optimalkan manfaat internet


Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022