Sleman (ANTARA News) - Kepolisian Resor Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini telah mengamankan seseorang yang dicurigai mengetahui ledakan Anjungan Tunai Mandiri BRI Jalan Affandi, Gejayan, Catur Tunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Jumat, pukul 02.00 WIB.

"Kami telah mengamankan seseorang yang dicurigai mengetahui kasus itu. Pelaku kemungkinan lebih dari satu orang. Namun belum ada tersangka," kata Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramani, Jumat.

Polisi di tempat kejadian perkara (TKP) menemukan bau minyak tanah. "Ada bau minyak tanah di TKP. Untuk mengetahui penyebab pasti di ATM itu, maka kami sedang mengolah TKP," katanya.

Menurut dia, Polres Sleman kini telah mengundang Puslabfor untuk membantu mengolah TKP.

Sebuah ATM BRI Jalan Affandi, Gejayan, Catur Tunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, pukul 02.00 WIB, diledakkan seseorang yang hingga kini masih dicari aparat kepolisian.

Lokasi tempat kejadian perkara (TKP) kini telah diberi garis batas polisi atau "police line" dan aparat Polsek Depok Barat Sleman menjaga lokasi itu. Beberapa barang bukti sudah diamankan polisi, bahkan polisi kini tengah mengolah TKP.

Konter ATM itu bersebelahan dengan ATM milik Bank BNI yang berada di depan halaman sebuah Toko Elektronik Vikita. Namun ATM BNI tidak mengalami kerusakan dan hanya ATM BRI yang rusak akibat terbakar.

Berdasarkan pantauan mesin monitor ATM dalam keadaan rusak, plafon terbakar, kaca penutup ruangan pecah, dan beberapa bagian tembok hangus terbakar, sedangkan ATM BNI masih utuh namun aliran listrik padam.

Saksi mata mengatakan saat ATM di lempar molotov kondisi arus lalu-lintas sekitar Jalan Affandi masih ramai. Meski banyak toko sudah tutup, beberapa toko swalayan 24 jam masih buka.

Beberapa barang bukti yang mencurigakan seperti tas dan selebaran di depan ATM saat ini sudah diamankan aparat kepolisian. Selebaran bertuliskan "Negara Korporasi, Polisi-Militer adalah Teroris Sebenarnya. Pemberontakan Sosial Akan Terus Berlanjut Karena Mentari Masih Bersinar". (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011