Bojonegoro (ANTARA News) - Air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), yang masih tersisa sekitar 3,5 juta meter kubik, rencananya dikeluarkan semua.

"Pengeluaran air Waduk Pacal, karena ada pekerjaan pengerukan sedimen," kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro, Bambang Budi Susanto, Jumat.

Ia menjelaskan, pengerukan sedimen Waduk Pacal ditangani Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng. Sementara ini, berbagai persiapan pengerukan, sudah mulai berjalan, mulai pemasangan peralatan dan persiapan lainnya.

"Tempat penampungan sedimen sudah ada, memanfaatkan tanah Perhutani," jelasnya.

Namun, lanjutnya, pekerjaan pengerukan sedimen secara langsung masih belum bisa dilakukan, karena masih menunggu pengeluaran air sekitar 3.5 juta meter kubik yang ada di waduk setempat.

Menurut dia, debit Waduk Pacal bertahan, sejak 30 September lalu. Ini, setelah tidak ada permintaan air dari para petani di daerah irigasinya yang berada di sejumlah kecamatan di bagian timur Bojonegoro.

Rencananya, lanjutnya, sebelum air waduk dikeluarkan, akan dilakukan sosialisasi kepada para petani dan Himpungan Petani Pemakai Air (HIPPA) di sepanjang daerah irigasinya. Sosialisasi, dilakukan langsung jajaran Balai Besar Bengawan Solo, bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo.

"Rencananya, sosialisasi pekan depan sudah mulai dilakukan," ucapnya.

Secara teknis, katanya, air waduk yang dikeluarkan, tidak terbuang percuma, sebab ditampung di dam Klepek, di Desa Klepek, Kecamatan Sukosewu dan sejumlah tampungan lainnya.

"Pengerukan sedimen Waduk Pacal, diharapkan Desember sudah rampung," katanya seraya menambahkan, diperkirakan sedimen yang dikeruk berkisar 200 ribu meter kubik.

Dengan demikian, tambahnya, masuk musim hujan, Waduk Pacal sudah bisa bermanfaat untuk menampung air hujan."Sebelum ini, kami juga sudah melakukan sosialiasasi kepada para petani di daerah irigasi Waduk Pacal, untuk tidak menanam padi, karena ada pekerjaan pengerukan sedimen," katanya menambahkan.

Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada 1933, daya tampungnya yang semula bisa mencapai 42 juta meter kubik, akibat mengalami sedimen daya tampungnya menyusut hanya tinggal 23 juta meter kubik.

Bahkan, waduk yang memiliki daerah irigasi seluas 16.000 hektare lebih itu, beberapa waktu lalu, airnya tidak bisa dikeluarkan, akibat pintu pengeluaran tersumbat sedimen berupa lumpur, juga berbagai benda lainnya. (SAS/I006)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011