Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara RI saat ini sudah memeriksa tiga saksi terkait ledakan bom molotov
di Anjungan Tunai Mandiri BRI Jalan Affandi, Gejayan, Catur Tunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Jumat, pukul 02.00 WIB.

"Ada tiga orang saksi yang sedang dimintai keterangan di Polsek Depok Barat Sleman dengan inisial DH, FH dan TC," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Jumat.

Polisi juga telah mengamankan satu orang yang dicurigai terkait dengan ledakan bom molotov tersebut, ujarnya.

"Lokasi tempat kejadian sudah diamankan polisi, mesin ATM Milik BRI di Jl Gejayan dekat Mini Market VIKITA Sleman masih dalam keadaan utuh, uangnya masih tersimpan dengan baik dalam mesin ATM," kata Anton.

Kerusakan akibat terbakar hanya terjadi di bagian luar mesin, katanya.

Sementara itu, Kapolres Sleman, AKBP Irwan Ramani menyatakan pihaknya telah mengamankan seseorang yang dicurigai mengetahui kasus itu. Pelaku kemungkinan lebih dari satu orang. Namun belum ada tersangka.

Polisi di tempat kejadian perkara (TKP) menemukan bau minyak tanah.

"Ada bau minyak tanah di TKP. Untuk mengetahui penyebab pasti di ATM itu, maka kami sedang mengolah TKP," kata AKBP Irwan Ramani .

Menurut dia, Polres Sleman kini telah mengundang Pusat Laboratorium Forensik untuk membantu mengolah TKP.

Lokasi tempat kejadian perkara (TKP) kini telah diberi garis batas polisi atau "police line" dan aparat Polsek Depok Barat Sleman menjaga lokasi itu. Beberapa barang bukti sudah diamankan polisi, bahkan polisi kini sedang mengolah TKP.

Saksi mata mengatakan saat ATM dilempar molotov kondisi arus lalu lintas sekitar Jalan Affandi masih ramai. Meski banyak toko sudah tutup, beberapa toko swalayan 24 jam masih buka.

Beberapa barang bukti yang mencurigakan seperti tas dan selebaran di depan ATM saat ini sudah diamankan aparat kepolisian. Selebaran bertuliskan "Negara Korporasi, Polisi-Militer adalah Teroris Sebenarnya. Pemberontakan Sosial Akan Terus Berlanjut Karena Mentari Masih Bersinar".
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011