Dengan dibukanya border internasional, turis Eropa dan Australia mulai masuk
Denpasar (ANTARA) - Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar bersama Pemerintah Kota Denpasar, Provinsi Bali, menggencarkan promosi untuk menggaet kunjungan wisatawan domestik, sejalan dengan upaya mempercepat pemulihan pariwisata dari dampak pandemi COVID-19.

"Pasar Denpasar itu wisman dan wisdom. Wisdom juga market potensial terutama saat momentum Lebaran dan libur sekolah," kata Ketua BPPD Kota Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra di Denpasar, Senin.

Pria yang biasa disapa Gusde itu menyampaikan hal tersebut dalam acara bertajuk "Table Top Virtual 2022, Menyongsong Bangkitnya Pariwisata Denpasar".

Acara ini melibatkan 15 buyers dan 15 sellers dari unsur pihak hotel, restoran, agen perjalanan, juga pelaku wisata tirta, dan penyelenggara festival.

Gusde tidak memungkiri selama ini wisatawan domestik ketika berlibur ke Bali kerap lebih memilih mengunjungi kawasan Canggu dan Seminyak di Kabupaten Badung, serta kawasan Ubud di Kabupaten Gianyar.

"Oleh karena itu, ini saatnya kita sharing informasi apa yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Denpasar dan upaya perbaikannya. Kini juga tidak ada lagi penutup pantai, sehingga sekarang Pantai Sanur lebih lebar, lebih nyaman," ujarnya.

Melalui kesempatan tersebut, pihaknya ingin me-rebranding khususnya objek wisata Sanur dan Kota Denpasar agar lebih diminati pasar domestik.

Meskipun demikian, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur ini juga melihat tantangan wisdom dari sisi rasa percaya diri untuk bepergian (travelling) dan perolehan pendapatan di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Di sisi lain, dengan sejumlah pelonggaran persyaratan wisatawan mancanegara untuk datang ke Bali, Gusde berpandangan saat ini menjadi momentum yang tepat untuk membangkitkan pariwisata Bali yang terpuruk selama dua tahun ini.

"Original market Sanur sebelum pandemi yakni wisatawan Eropa sekitar 45 persen, Australia 45 persen, serta domestik dan Asia 10 persen. Dengan dibukanya border internasional, turis Eropa dan Australia mulai masuk," katanya.

Pihaknya menargetkan dengan promosi pariwisata menyasar wisdom dan ditambah mulai berdatangannya wisman, dapat meningkatkan okupansi hotel di kawasan Sanur sekitar 20-30 persen.

"Kalau sekarang, rata-rata okupansi 15-20 persen. Paling tidak nanti hampir 50 persen bisa terisi," ucap Gusde.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Made Sugiani menambahkan, dalam pelaksanaan table top kali ini memang khusus untuk menyasar wisatawan domestik.

"Hal ini kegiatan pengembangan pemasaran pariwisata dalam upaya untuk mempromosikan pariwisata kita yang sudah dua tahun vakum akibat pandemi COVID-19," ucapnya.

Melalui kegiatan tersebut, dipromosikan potensi-potensi yang dimiliki Kota Denpasar, khususnya kawasan Sanur, yang merupakan cikal bakal pengembangan pariwisata di Kota Denpasar dan barometer perekonomian di Ibu Kota Provinsi Bali itu.

Di samping itu, Kota Denpasar juga memiliki kawasan wisata heritage dan city tour di kawasan Jalan Gajah Mada, serta objek wisata lainnya yang tidak kalah menarik.

"Kemudian, bulan November tahun ini, table top untuk promosi luar negeri, di antaranya dengan Australia karena border sudah dibuka juga," ujar Sugiani.

Baca juga: Pemerintah menambah subjek VoA khusus wisata Bali menjadi 42 negara
Baca juga: Menparekraf bahas pengembangan pariwisata Pantai Melasti Bali
Baca juga: Erick Thohir berharap KEK Kesehatan Sanur bangkitkan pariwisata Bali

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022