New York (ANTARA) - Wall Street menguat dengan indeks S&P 500 naik untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena kenaikan tajam saham Tesla membayangi pelemahan dalam saham energi dan bank, sementara Rusia dan Ukraina siap untuk mengadakan pembicaraan damai tatap muka pertama mereka dalam lebih dari dua minggu.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 94,65 poin atau 0,27 persen, menjadi menetap di 34.955,89 poin. Indeks S&P 500 bertambah 32,46 poin atau 0,71 persen, menjadi berakhir di 4.575,52 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 185,60 poin atau 1,31 persen, menjadi ditutup di 14.354,90 poin.

Indeks S&P 500 mampu rebound dari penurunan di awal sesi, dengan indeks acuan sempat jatuh sebanyak 0,6 persen pada satu titik.

Pembuat mobil listrik Tesla Inc melonjak 8,03 persen dan merupakan dorongan terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq setelah mengatakan akan meminta persetujuan investor untuk meningkatkan jumlah sahamnya guna memungkinkan pemecahan saham, membantu mengangkat indeks konsumen non-primer menguat 2,67 persen sebagai sektor berkinerja terbaik pada sesi tersebut.

Indeks energi S&P, merosot 2,56 persen, merupakan sektor dengan kinerja terburuk pada sesi tersebut setelah harga minyak jatuh menyusul penguncian di pusat keuangan China, Shanghai, untuk mengekang lonjakan infeksi COVID-19 yang memicu kekhawatiran permintaan.

Exxon Mobil Corp jatuh 2,81 persen dan Chevron Corp turun 1,75 persen.

Sektor keuangan juga termasuk di antara sektor-sektor yang lebih lemah pada sesi tersebut, sebagian karena penurunan peringkat Morgan Stanley pada bank-bank AS, yang mengutip peningkatan risiko dan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve telah diperhitungkan oleh pasar. Indeks bank S&P turun 0,99 persen.

Aksi jual di pasar obligasi berlanjut pada Senin (28/3), dengan imbal hasil jangka pendek mencapai level tertinggi sejak 2019 dan kurva imbal hasil yang diukur dengan kesenjangan antara imbal hasil lima dan 30 tahun terbalik sebentar untuk pertama kalinya sejak awal 2006, meningkatkan kekhawatiran kebijakan moneter Federal Reserve yang lebih agresif akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menyebabkan resesi.

"Keuangan ... jadi banyak orang yang membeli atau memilikinya atas dasar ini akan bekerja lebih baik di lingkungan suku bunga yang lebih tinggi, jadi saya tidak terkejut melihat keuangan mundur relatif terhadap apa yang terjadi di pasar obligasi," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco.

"Tentu saja saham-saham komoditas telah naik sangat tinggi dan begitu panas sehingga tidak mengherankan jika nama-mereka itu mundur, itulah yang menyebabkan pasar turun, tetapi saya masih berpikir berita untuk sebagian besar perusahaan komoditas ini akan sangat, baik sekali."

Data ekonomi yang kuat dan keuntungan dalam pertumbuhan saham yang terpukul telah membantu indeks utama Wall Street pulih dalam beberapa hari terakhir, bahkan ketika konflik antara Rusia dan Ukraina berlanjut dan sejumlah pembuat kebijakan Federal Reserve telah membuat komentar hawkish tentang jalur kenaikan suku bunga.

Namun, analis mencatat bahwa saham-saham berkategori murah atau value stocks tetap relatif murah terhadap rekan-rekan saham-saham pertumbuhan mereka.

Sementara itu, Ukraina dan Rusia mengatakan delegasi mereka akan tiba di Turki untuk pembicaraan damai yang diperkirakan akan berlangsung pada Selasa. Seorang pejabat senior AS mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya tidak siap untuk membuat kompromi, dengan para pejabat Ukraina juga mengecilkan peluang terobosan besar dalam pembicaraan tersebut.

Poly melejit 52,63 persen setelah HP Inc mengatakan akan membeli pembuat produk audio dan video itu seharga 1,7 miliar dolar AS secara tunai. Saham HP merosot 2,74 persen.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,23 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 14,09 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022