Gianyar (ANTARA News) - Motif batik tidak hanya dirancang agar terlihat cantik dan menarik, namun batik juga bisa menjadi media untuk melancarkan kritikan kepada pemerintah maupun pejabat korupsi.

Hal ini diungkapkan Tatang B.Sp, salah satu komunitas Gondorukem yang menggelar Pameran Batikmorphosis di Bentara Budaya Bali.

"Karya I Made Arde Wiya menggunakan karya batik yang kreasinya melancarkan kritik terhadap sistem pemerintahan serta pejabat yang korupsi," katanya.

Hal ini terlihat dari karya yang berjudul "Liburan di depan Mata" yang menggambarkan seekor tikus sedang merokok dan menatap bayangan kota-kota megah di kejauhan.

Simbol tikus dalam karyanya itu mengacu pada oknum pejabat pemerintahan yang mempuyai kesenangan jalan-jalan ke luar negeri dengan menghabiskan anggaran negara beralasan studi banding.

Selain kreasi batik di atas kain, anggota Gondoruke itu juga menampilkan karya seni instalasi dengan menggunakan aneka materi.

Seperti yang ditampilkan Abdul Ghofur, seniman batik itu memperkenalkan seni instalasi batik dengan judul "Berpikir dengan Menggunakan Benda-benda Temuan", seperti kot kotak kubu, benang, serpihan kulit, kain dengan motif batik dan sebagainya.

Konsep karya itu berfokus pada kesenian sebagai ekspresi batin, ruang bermain yang melegakan, sehingga menemukan sesuatu yang baru dan berguna bagi banyak orang.
(ANT/199)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011