Jakarta (ANTARA) - Samsung Electronics meminta Amerika Serikat memberi kesempatan yang sama kepada pembuat chip asing untuk bersaing mendapatkan insentif negara dalam rangka memperluas kapasitas produksi dan mengatasi kekurangan chip yang berkelanjutan, sebuah dokumen menunjukkan hal tersebut.

Washington harus "memastikan bahwa semua perusahaan yang memenuhi syarat harus dapat bersaing untuk mendapatkan insentif CHIPS Act untuk mengejar proyek semikonduktor di AS di lapangan yang sama, terlepas dari negara pendirian mereka," kata Samsung dalam tanggapan yang diajukan ke Departemen Perdagangan AS, dikutip Yonhap, Rabu.

Dengan begitu, undang-undang tersebut dapat memenuhi tujuannya untuk "meningkatkan kapasitas semikonduktor AS," kata perusahaan Korea Selatan itu, dengan mendorong "investasi modal swasta baru di ekosistem semikonduktor."

Undang-undang CHIPS bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan manufaktur chip AS, dan menopang rantai pasokan, yang pada akhirnya memulihkan kecakapan manufakturnya.

Jika diundangkan, itu akan menawarkan pembuat chip 52 miliar dollar AS dalam bentuk hibah dan subsidi untuk meningkatkan produksi chip di AS.

Persaingan global untuk dominasi chip telah memanas di tengah kekurangan semikonduktor global yang telah melumpuhkan produksi mobil dan peralatan konsumen.

Samsung sedang membangun pabrik chip senilai 17 miliar dollar AS di Texas, dengan produksi massal akan dimulai pada paruh kedua 2024.

Perusahaan telah menjalankan operasi manufaktur di AS selama lebih dari empat dekade dan mempekerjakan lebih dari 20.000 orang Amerika.

Samsung mengatakan berkomitmen untuk memperluas jejak mereka di AS dalam waktu dekat, jangka menengah, dan jangka panjang.

Baca juga: Samsung yakin akan meraup sukses dari bisnis chip tahun ini

Baca juga: Pembuat chip Korsel akan berinvestasi 57 triliun won di pasar domestik

Baca juga: Samsung pastikan rilis chip Exynos 2200 bersama Galaxy S22

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022