Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan seluruh sumber daya manusia (SDM) untuk menjalankan mandat membantu pemerintah dalam bidang kemanusiaan.

"Kami (PMI, red.) selalu siap mendukung program pemerintah, seperti dalam menjalani kesiapsiagaan bencana khususnya pada tahun ini dengan tujuan membantu meminimalisasikan dampak kerugian, baik korban maupun harga serta ikut meringankan penderitaan warga yang terdampak bencana," kata Kepala Markas PMI Pusat Abdul Aziz melalui sambungan telepon di Sukabumi, Rabu.

Ia menjelaskan PMI merupakan lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia selalu siap membantu pemerintah melaksanakan tugas terkait dengan kemanusiaan.

Ia mengatakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan tugas kemanusiaan, setiap personel PMI secara rutin diberikan pelatihan, salah satunya latihan evakuasi mandiri di semua tingkatan, mulai dari kota/kabupaten, provinsi, hingga pusat.

Pada Hari Kesiapsiagaan Bencana, pihaknya mengerahkan seluruh SDM, terutama yang tergabung dalam tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat), yang tersebar di seluruh Indonesia.

Relawan Sibat PMI, katanya, garda terdepan upaya kesiapsiagaan di masyarakat, karena mereka mampu menjangkau segmentasi hingga tingkat keluarga. Hal itu, sejalan dengan tema HKB 2022 yakni "Keluarga Tangguh Bencana Pilar Bangsa Menghadapi Bencana, Siap Untuk Selamat".

Baca juga: Hari Kesiapsiagaan Bencana 2022 diisi latihan evakuasi-sarasehan

Dalam upaya kesiapsiagaan bencana ini, korps sukarela (KSR), tenaga sukarela (TSR), palang merah remaja (PMR), donor darah sukarela (DSS), serta Sibat dituntut berpartisipasi aktif, baik dalam berbagai tahapan respons maupun fase kesiapsiagaan untuk meminimalisasi dampak bencana.

"Hal ini sejalan dengan amanat dan pesan Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla, bahwa PMI harus memegang prinsip hadir di lokasi bencana paling lambat enam jam setelah kejadian yang merupakan bentuk kesiapsiagaan dalam membantu masyarakat yang mengalami bencana," katanya.

Ia mengatakan PMI telah bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengembangkan "command centre" dan strategi pendekatan aksi dini berbasiskan prakiraan cuaca dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di Indonesia.

"'Command centre' ini berfungsi selain untuk deteksi dini, juga tersedia info kesiapan pendukung lainnya baik peralatan, logistik maupun relawan yang siap dikerahkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan," kata Aziz.

Dalam upaya kesiapsiagaan dan penanganan bencana non-alam, seperti pandemi COVID-19 dan kejadian luar biasa lainnya, pihaknya sedang mengembangkan surveilans berbasis masyarakat (SBM) bersama Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Kemenkes, dan IFRC.

Baca juga: BNPB luncurkan HKB 2022, tekankan tema keluarga tangguh bencana
Baca juga: Sukarelawan Sibat Banyuwangi ditunjuk PMI Pusat untuk produksi APD
Baca juga: SIBAT PMI ikut berperan dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19


Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022