Surabaya (ANTARA News) - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku belum diajak bicara sedikit pun oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang perombakan ("reshuffle") Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

"Sampai saat ini, kami belum diajak bicara dan belum ada komunikasi sama sekali dengan Presiden," ujar Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali di sela-sela pertemuan modin se-Jatim di Islamic Center, Surabaya, Selasa.

Ia juga mengaku tidak tahu kabar terakhir dari rencana perombakan kabinet kali ini. Politisi yang akrab disapa SDA tersebut mengatakan bahwa dirinya hanya mengamati perkembangan dari media massa.

"Saya mengikuti perkembangan dari koran dan televisi saja. Sekali lagi, partai kami belum ada pembicaraan apa-apa," papar dia.

Disinggung tentang sikap PPP jika ada salah satu kadernya masuk dalam daftar perombakan kabinet, politisi yang juga Menteri Agama tersebut mengaku tidak mau berandai-andai.

"Saya tidak bisa menjawab, karena itu hanya berandai-andai, dan saya tidak mau mengandai-andaikan sesuatu yang belum terjadi," tandas Suryadharma Ali.

Sementara itu, nama Gubernur Jatim Soekarwo yang sebelumnya disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon menteri menggantikan Gamawan Fauzi sebagai Menteri Dalam Negeri, membantah kabar tersebut.

Ketua DPD Partai Demokrat itu mengaku dipanggil Presiden SBY dalam kapasitasnya sebagai gubernur dan diminta menerangkan kondisi pertanian di Jatim.

"Tidak kok, saya hanya dipanggil untuk masalah pertanian dan diminta saran apa langkah Jatim terkait pertanian," jelas pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut.

Dukungan agar Soekarwo tetap di Jatim ditegaskan pengurus DPW PAN Jatim.

Partai yang menjadi salah satu pengusung Soekarwo-Gus Ipul dalam Pemilihan Gubernur 2008 lalu itu meminta agar lima tahun pemerintahan Jatim harus diselesaikan terlebih dahulu.
(ANT-165/E011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011