Jakarta (ANTARA News) - Praktisi hukum senior Adnan Buyung Nasution, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh dan Ahmad Santosa dari Partnership for Governance Reform berpartisipasi "mendinginkan" hubungan antara Mahkamah Agung (MA) dan Komisi Yudisial (KY) yang memanas akhir-akhir ini. Adnan, Abdul Rahman dan Ahmad Santosa bertemu dengan Ketua MA Bagir Manan di ruang kerjanya di Gedung MA, Jakarta, Selasa. Usai bertemu selama satu jam, Adnan dan Abdul Rahman enggan memberi komentar kepada wartawan. Namun, Ahmad Santosa menjelaskan pertemuan tersebut adalah inisiatif mereka bertiga untuk "mendinginkan" hubungan MA-KY. "Kita bermaksud membuat suasana cooling down di antara MA dan KY, agar mereka saling menahan diri dan `gencatan senjata` dulu," kata Ahmad Santosa yang akrab dipanggil Ota itu. Kapasitas Abdul Rahman dalam upaya mendinginkan hubungan MA-KY, menurut Ota, adalah sebagai mantan hakim agung. Sedangkan Adnan Buyung sebagai mantan panitia seleksi anggota KY yang juga ikut merumuskan UU KY. Menurut dia, pada pertemuan tersebut dibicarakan banyak hal yang intinya untuk mengetahui keinginan serta kebutuhan MA dari KY. Pada pertemuan itu, lanjut Ota, juga dibicarakan hal-hal yang bersifat substantif, misalnya tentang kesepakatan mekanisme prosedur pemanggilan dan pemeriksaan hakim, yuridiksi, serta tindaklanjut dari rekomendasi KY kepada MA yang akan disepakati menjadi kebijakan bersama. "Tetapi, untuk masuk ke materi pembicaraan itu di antara MA dan KY tentu harus ada tahapan agar mereka masing-masing saling percaya dulu dan tahap ini yang sedang kita kerjakan sekarang," tuturnya. Ota mengatakan, pada Rabu (15/2) ia akan mengunjungi KY untuk membicarakan hal yang sama seperti yang dilakukannya hari ini dengan Bagir Manan. Sedangkan Bagir mengatakan pembicaraan dengan Adnan Buyung, Jaksa Agung dan Ahmad Santosa adalah untuk mencari bentuk hubungan yang normal antara MA dan KY. Dari pihak MA, lanjut dia, selalu terbuka untuk bekerja normal dengan KY. Bagir menolak untuk menyatakan harapan MA kepada KY dan bentuk hubungan normal seperti apa yang diinginkan MA dari KY. Ia hanya mengatakan, ingin memberi kesempatan kepada Adnan, Abdul Rahman dan Ota untuk bekerja terlebih dahulu. Ketika ditanya mengenai akar masalah yang menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara MA-KY, Bagir hanya menjawab, "Itulah yang harus ditemukan, sekarang ini setelah berbulan-bulan kita tidak tahu apa ini sudah akar, atau pohon, atau cabang. Biarlah benangnya ini kita urut dulu agar nanti ketemu."(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006