Sudah finalisasi, tanpa simulasi
Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menyatakan bahwa proses perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II yang disusun oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memasuki tahap finalisasi.

Di Bina Graha Jakarta, Rabu, Julian menyatakan, meski agenda resmi Presiden Yudhoyono bersifat intern namun Kepala Negara tetap bekerja untuk mematangkan perombakan kabinet tanpa melakukan pemanggilan menteri-menteri.

"Sudah finalisasi, tanpa simulasi," ujarnya.

Dengan demikian, lanjut dia, Presiden sudah memegang formasi baru Kabinet Indonesia Bersatu II hasil perombakan.

Namun, menurut Julian, formasi tersebut bisa saja berubah lagi sebelum Presiden Yudhoyono mengumumkan kabinet baru hasil perombakan kepada publik.

"Sebelum itu diumumkan langsung oleh Bapak Presiden, kan tentu ada kemungkinan-kemungkinan lain. Artinya, bisa saja nama-nama yang ada sekarang berubah. Yang jelas saya tidak punya informasi soal itu," katanya.

Meski mengaku tidak memiliki informasi tentang nama-nama menteri baru yang dipilih oleh Presiden, Julian mengatakan, para kandidat menteri Kabinet Indonesia Bersatu II seharusnya sudah berkomunikasi dengan Presiden.

"Insya Allah sudah tahu. Terus terang saya tidak mengetahui, kami tidak ada yang mengetahui secara persis mengenai nama atau siapa yang akan di-reshuffle," tutur Julian.

Dua hari terakhir, agenda Presiden Yudhoyono adalah internal di Istana Kepresidenan untuk merampungkan proses perombakan kabinet.

Meski tidak melakukan kegiatan yang bisa diliput oleh media massa dan tidak terlihat memanggil para menteri, Julian memastikan pemerintahan tetap berjalan.

"Roda pemerintahan tetap bekerja sebagaimana mestinya. Presiden tetap in charge dalam mengawasi jalannya pemerintahan di masing-masing bidang kerja kementerian. Tetap bilamana ada sesuatu yang diperlukan untuk penjelasan, laporan dari menteri terkait, tetap diminta atau dipanggil," jelasnya.

Sementara itu Staf Khusus Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga mengatakan proses perombakan kabinet kali ini merupakan akibat dari aksi untuk perubahan yang diprakarsai Presiden memasuki tahun ketiga pemerintahannya guna menghasilkan kepemimpinan dan komunikasi yang lebih agresif.

"Derivasi dari aksi untuk perubahan ini sangat banyak dan diniatkan akan menghasilkan dampak berantai yang bergerak dari istana ke kementerian dan eselon di bawahnya, serta dari pusat ke daerah-daerah di seluruh Indonesia. Itulah inti dari apa yang sesungguhnya sedang terjadi saat ini," demikian Daniel.

(D013/R010)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011