Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan, menolak tawaran calon presiden (capres) PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai pendamping atau calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu mendatang. "Saya pribadi menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas tawaran tersebut, namun saya tidak berminat atau tidak mau terjun dalam ranah politik," katanya, usai memimpin Rapat Pimpinan TNI 2009 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu. Djoko menegaskan, dirinya akan memfokuskan diri pada tugas-tugas sebagai prajurit TNI daripada terjun ke ranah politik. "Sebagai panglima TNI saya memiliki obsesi untuk menuntaskan reformasi TNI," ujar lulusan Akademi Militer (Akmil) 1975 itu. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di Solo, Rabu, mulai memasuki inti pembahasan materi tentang nama bakal calon wakil presiden (cawapres) yang diusulkan untuk diusung dalam Pemilu 2009. Pembahasan tentang nama cawapres tersebut dilaksanakan dalam sidang tertutup diikuti seluruh DPD dan DPC PDI-P mulai pukul 13.30 WIB. Dalam pertemuan tertutup tersebut, seluruh DPD dan DPC dibagi dalam enam koordinator wilayah (korwil). Sekretaris Jenderal DPP PDIP Pramono Anung, di sela-sela penyelenggaraan rakernas mengatakan, tiap-tiap daerah akan diberi kesempatan untuk mengusulkan nama bakal cawapres yang akan mendampingi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai capres . Hingga saat ini ada beberapa nama yang dicalonkan sebagai pendamping Megawati Soekarnoputri seperti Sri Sultan Hamengku Buwono X, Prabowo Subianto, Sutiyoso, dan mendadak muncul nama Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso.(*)

Pewarta:
Editor: Guntur Mulyo W
Copyright © ANTARA 2009