Krisis ekonomi memburuk, sejumlah menteri Sri Lanka mundur

Krisis ekonomi memburuk, sejumlah menteri Sri Lanka mundur

Orang-orang meneriakkan slogan yang menentang Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di kawasan perumahan setelah pemerintah memberlakukan jam malam menyusul bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di dekat kediaman Presiden di tengah krisis ekonomi negara itu, di Kolombo, Sri Lanka, 3 April 2022. ANTARA/Reuters/Dinuka Liyanawatte/as.

Kami serahkan surat pengunduran diri kami kepada perdana menteri
Kolombo (ANTARA) - Sejumlah anggota kabinet Sri Lanka telah mengundurkan diri dari jabatan mereka hanya beberapa hari setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa menetapkan status darurat di negara itu.

Status darurat ditetapkan pada Jumat menyusul rentetan protes yang diwarnai kekerasan terhadap cara pemerintah menangani krisis ekonomi yang semakin parah.

"Kami serahkan surat pengunduran diri kami kepada perdana menteri," kata Menteri Pendidikan Dinesh Gunawerdana kepada media Minggu malam.

"Presiden dan perdana menteri akan membahas dan mengambil keputusan yang sesuai."

Baca juga: Awasi distribusi bahan bakar, Sri Lanka kerahkan tentara

Belum jelas apakah semua anggota kabinet atau hanya sebagian menteri yang ikut mengundurkan diri.

Di antara mereka yang mundur adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Namal Rajapaksa, keponakan Gotabaya dan putra Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa.

Dia mengatakan di Twitter pada Senin dirinya telah meletakkan jabatan secara langsung dengan harapan akan membantu "membangun stabilitas bagi rakyat dan pemerintah".

Sumber: Reuters

Baca juga: Usai tetapkan status darurat, Sri Lanka blokir media sosial
Baca juga: Sri Lanka cabut jam malam setelah protes keras terhadap krisis ekonomi

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE

Komentar