Pekanbaru (ANTARA News) - Formasi kabinet pasca `reshuffle` seyogianya harus fokus pada upaya meminimalisasi ancaman resesi ekonomi global dan peningkatan ketahanan pangan nasional.

"Ancaman resesi ekonomi global sudah menjadi persoalan nyata," kata Wakil Ketua Umum Kadin, Bambang Soesatyo, yang mengemukakan itu kepada ANTARA, melalui jejaring komunikasi, Selasa.

Selain itu, ia juga mengingatkan, terjadinya kemunduran musim tanam padi di Jawa, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Selatan, bakal menimbulkan ancaman sangat serius terhadap stok pangan nasional.

"Karena itu, dengan formasi baru anggota kabinet sekarang, saya berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak terpaku pada figur menteri atau wakil menteri (Wamen), melainkan juga melihat tantangan yang dihadapi Negara saat ini," ujarnya.

Bambang Soesatyo yang juga Anggota Komisi III DPR RI (bidang Hukum) ini melihat ada tiga tantangan terkini tak bisa dihindari formasi baru kabinet pasca `reshuffle`.

Pertama, menurutnya, agar presiden membentuk tim ekonomi yang tangguh dan kompak.

"Karena, Indonesia dipastikan tidak bisa menghindar dari efek domina bayang-bayang resesi yang sedang menggejala di zona euro dan Amerika Serikat," katanya mengingatkan.

Tantangan kedua, lanjutnya, menjaga ketahanan pangan. "Kita jangan sederhanakan persoalan ini. Sebab, dimensi tantangannya akan sangat berbeda jika ketahanan pangan kita melemah di tengah keresahan akibat resesi (ekonomi) global," tuturnya.

Solusinya, demikian Bambang Soesatyo, menjadi tidak semudah ketika dunia dalam suasana kondusif.

"Selama ini, Indonesia menutupi kekurangan beras dengan impor. Saat dunia diselimuti resesi, impor beras menjadi tidak mudah, karena negara-negara importir beras akan memprioritaskan ketahanan pangan masing-masing, sebelum bersedia melayani permintaan negara lain," katanya.

Harga pun, menurutnya, mungkin akan bergejolak, mengikuti fluktuasi kurs mata uang akibat resesi.


Rasa Keadilan

Bambang Soesatyo kemudian menunjuk tantangan ketiga, yakni berkait dengan rasa keadilan.

"Penegakan hukum yang sarat tebang pilih sudah mencabik-cabik rasa keadilan rakyat. Ingat, popularitas Pemerintahan Yudhoyono anjlok karena faktor ini," ungkapnya.

Kalau ketidakpuasan rakyat tak segera direspons, menurutnya, stabilitas dan ketertiban umum menjadi taruhannya.

"Kita akan menyaksikan makin banyak elemen rakyat yang akan turun ke jalan melancarkan protes," kata Bambang Soesatyo. (M036)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011