Jakarta (ANTARA) - Pengamat kelautan dan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim menyatakan Program Kampung Perikanan Budi daya bisa menjadi sarana untuk melestarikan berbagai spesies perikanan lokal yang endemik di suatu daerah.

"Program Kampung Perikanan Budi daya bisa melestarikan spesies lokal apabila problem-problem dasar yang dihadapi oleh masyarakat diselesaikan terlebih dahulu," kata Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, sejumlah permasalahan yang dihadapi masyarakat pembudidaya yang kerap dihadapi antara lain adalah aliran air yang digunakan kerap tercemar oleh limbah industri.

Untuk itu, ujar dia, hal tersebut perlu diperhatikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) khususnya oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang memiliki program kampung budi daya.

Ia juga menekankan pentingnya agar bibit spesies perikanan endemik atau lokal dapat tersedia secara mudah di pasaran sehingga mudah diakses oleh masyarakat pembudi daya ikan terutama mereka yang baik berskala tradisional maupun berskala kecil.

Selain itu, lanjutnya, KKP juga dinilai perlu memaksimalkan peran dan fungsi unit kerja di bawahnya yang terdapat di daerah untuk meningkatkan kolaborasi dengan dinas perikanan di berbagai tingkatan agar apapun problem yang dihadapi seperti penularan penyakit ikan dan penanganannya dapat diselesaikan dengan bersinergi.

Baca juga: Program kampung budi daya perikanan perlu perkuat partisipasi pemda

"Apabila tiga hal ini diselesaikan, niscaya kampung perikanan budidaya akan berhasil, dari sisi produksi akan tercapai targetnya, dan memberi manfaat ekonomi bagi pembudidaya ikan khususnya yang berskala kecil atau tradisional," ucapnya.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu menyatakan konsep pembangunan kampung perikanan budi daya sebagai pendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berkelanjutan dengan menyinergikan berbagai potensi yang ada di daerah.

KKP sendiri juga terus membangun secara simultan kampung perikanan budi daya di berbagai daerah, antara lain kampung perikanan budidaya ikan nila di Desa Warukapas, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, di bawah binaan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu.

Ia mengemukakan bahwa potensi komoditas perikanan kearifan lokal itu yang coba digali oleh KKP di Sulawesi Utara yang memiliki permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan air tawar seperti ikan nila.

"Dari sisi teknis, ikan nila menjadi salah satu komoditas unggulan budidaya air tawar, karena pertumbuhannya cepat, tingkat resistensi yang tinggi terhadap penyakit, dapat bertahan pada perubahan lingkungan serta fleksibilitas dalam media pemeliharaan," ujar Tebe, sapaan akrab Tb Haeru Rahayu.

Lebih lanjut Tebe menilai partisipasi masyarakat sebagai penggerak utama dalam kampung budidaya seperti di Desa Warukapas menjadi kunci kesuksesan dan keberlanjutan usaha, apalagi masyarakat setempat dinilai juga menjadikan usaha pembudidayaan ikan sebagai sumber penghasilan utama.

Baca juga: KKP: Kampung budi daya dorong pergerakan ekonomi masyarakat perikanan

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022