Ambon (ANTARA News) - Ketua DPRD Maluku, Fatany Sohilauw mengimbau warga kota Ambon mewaspadai aksi provokator untuk mengacaukan situasi dan keamanan di ibu kota provinsi Maluku, yang sudah semakin kondusif paska bentrok 11 September 2011.

"Warga harus waspada dan jangan terpancing ulah provokator yang sengaja membuat kekacauan melalui aksi-aksi tidak terpuji," kata Sohilaluw, usai menghadiri kuliah Umum Ketua PBNU Said Agil Siradj, di Ambon, Kamis.

Menurut dia, provokator sering memanfaatkan kesempatan saat kondisi keamanan kondusif dengan berbagai cara agar warga kembali terlibat bentrok.

"Insiden pelemparan batu yang terjadi di kawasan Pohon Puleh, Kecamatan Nusaniwe dini hari kemarin merupakan ulah provokator untuk mengadu domba dua komunitas," ujarnya.

Insiden itu mengakibatkan dua toko bahan bangunan terbakar, yakni Toko Aliana dan UD Union.

Penyebab insiden antarwarga itu bermula adanya aksi lempar batu antardua kelompok yang melakukan balapan motor liar, saling kejar dari arah pusat kota melewati kawasan tersebut.

Sohilauw juga mengajak masyarakat di ibu kota provinsi Maluku itu untuk tidak saling mencurigai dan tetap membangun hubungan persaudaraan yang lebih harmonis

"Bangun komunikasi intensif antarwarga guna mengecek kebenaran sebuah informasi. Jangan melakukan hal-hal merugikan tanpa mengetahui dengan jelas persoalan yang belum tentu benar," kata Sohilauw.

Ia juga meminta Polda Maluku dan Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease segera melakukan penyelidikan dan mengusut tuntas insiden tersebut, termasuk kasus 11 September 2011.

"Saya minta siapa pun yang terlibat ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku, sehingga memberikan efek dan tidak mengulangi perbuatan yang sama, karena akibat perbuatan mereka masyarakat menjadi korban termasuk harta benda," tegasnya.

Ia menambahkan, agama tidak mengajarkan umat melakukan kekerasan hingga menghilangkan nyawa manusia, termasuk harta benda seperti yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan agama.

"Tidak ada agama mengajarkan umatnya melakukan tindakan kekerasan, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain. Jadi saya tegaskan para pelaku harus ditindak tegas tanpa pandang bulu," kata Sohilauw. (ANT-184/J007)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011