karena itu sebelum terjadi di Indonesia, keamanan data kesehatan atau 'cyber security'-nya harus diperkuat
Jakarta (ANTARA) - Rektor Institut Kesehatan Indonesia Nurlis Effendi menyebutkan sektor teknologi, data, regulasi hingga kedaruratan kesehatan di Indonesia perlu bertransformasi dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik untuk masyarakat.

"Di Amerika, kejahatan siber menyasar data kesehatan, karena itu sebelum terjadi di Indonesia, keamanan data kesehatan atau cyber security-nya harus diperkuat," kata Nurlis dalam agenda dialog Talkshow dengan tema Transformasi Kesehatan Indonesia, Seperti Apa? yang diikuti dari YouTube IKI di Jakarta, Ahad.

Ia mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2021 telah meluncurkan enam pilar transformasi pada sektor kesehatan di Indonesia yang bergulir hingga 2024.

Baca juga: AIPI: G20 dorong riset dan inovasi untuk penguatan kesehatan global

Enam pilar yang dimaksud di antaranya transformasi layanan primer, transformasi layanan sekunder (rujukan atau rumah sakit), transformasi sistem layanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Menurut Nurlis, transformasi regulasi kesehatan juga perlu dipertimbangkan untuk diadopsi sebagai pilar tambahan dalam transformasi kesehatan nasional.

"Seharusnya selain enam pilar, kita juga memerlukan transformasi regulasi kesehatan karena masih banyak aturan dan undang-undang yang belum mendukung perkembangan transformasi teknologi kesehatan di Indonesia," katanya.

Baca juga: BPJS Kesehatan dukung penerapan Penilaian Teknologi Kesehatan

Selain transformasi regulasi, kata Nurlis, diperlukan transformasi teknologi data kesehatan sebagai transformasi digital teknologi kesehatan.

Dalam acara yang sama, pakar spesialis kedaruratan, ahli gigitan ular berbisa, Tri Maharani mengatakan transformasi kedaruratan saat bencana perlu diperhatikan pemerintah.

Baca juga: Kemenkes: Industri belum memadai faktor Indonesia belum mandiri alkes

"Misalnya, makanan untuk korban bencana jangan hanya mi instan. Kita perlu makanan bergizi lengkap untuk korban bencana agar penyakit tidak mudah menular dan berkembang di lingkungan yang sedang dilanda bencana," ujarnya.

Peneliti BRIN, Didik Budijanto menyebutkan transformasi dari sistem teknologi kesehatan harus berbasis data dan pelayanan.

"Transformasi enam pilar kesehatan harus fokus dari teknologi digital di kesehatan akan kami geser dari yang sifatnya pelaporan, menjadi pelayanan," ujarnya.

Baca juga: Menkes: Transformasi teknologi kesehatan salah satu fokus pemerintah

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022