Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan DPR RI menyesalkan sikap abstain Indonesia dalam sidang Badan Energi Atom Internasional (IAEA) karena hal itu tidak sesuai dengan sikap pemerintah sebelumnya dan juga DPR RI mengenai pengembangan nuklir Iran untuk kepentingan kesejahteraan dan perdamaian. "Pimpinan DPR menyesalkan sikap abstain Menlu Hassan Wirajuda dalam sidang IAEA," kata Wakil Ketua DPR Zainal Maarif di Gedung DPR/MPR Jakarta, pekan ini berkaitan dengan hasil Rapim DPR. Zainal menyatakan, sikap abstain tidak sesuai dengan sikap pemerintah sebelumnya yang mendukung pengembangan nuklir Iran untuk kepentingan damai. "Kecuali untuk kepentingan persenjataan dan perang kita tolak," katanya. Dia mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk untuk memnta penjelasan dari Menlu mengenai sikap abstainnya di sidang IAEA. "Jika tidak bisa menjelaskan, kita ingin Menlu dicopot," katanya. Dia menyatakan, sikap DPR yang mendukung pengembangan nuklir Iran untuk kepentingan damai dan kesejahteraan itu didasarkan pada hasil kunjungan Ketua DPR Agung Laksono beberapa hari lalu. Dalam kunjungan itu, diperoleh gambaran bahwa pengembangan nuklir Iran betul-betul untuk kepentingan damai dan kesejahteraan. Iran mengembangkan nuklir sebagai energi alternatif. Dalam kaitan pengembangan energi nuklir untuk kepentingan damai, kata Zainal, pimpinan DPR menilai hal itu tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan nuklir sebagai energi alternatif. "Kita punya potensi untuk mengembangkan nuklir, namun disayangkan kita justru bersikap abstain dalam sidang IAEA," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006