Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong agar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) meningkatkan hubungan kepemudaan dengan Majlis Belia Malaysia (MBM) dalam bentuk dialog maupun berbagai kemitraan lainnya.

"Peningkatan hubungan people to people contact melalui para pemuda sangat penting agar kedua negara bisa senantiasa menjaga kedamaian dan bisa menghadapi bersama berbagai gangguan yang datang," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia berharap agar KNPI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Haris Pertama bersama Majlis Belia Malaysia (MBM) di bawah kepemimpinan Presiden Mohd Izzat Afifi senantiasa meningkatkan hubungan kepemudaan antara Malaysia dengan Indonesia (Malindo) dalam bentuk dialog maupun berbagai kemitraan lainnya.

Mengingat kedua negara memiliki populasi pemuda yang sangat besar di kawasan Asia Tenggara, yakni sekitar 213 juta jumlah pemuda di kawasan ASEAN, Indonesia dan Malaysia menjadi penyumbang terbesarnya. Indonesia dengan sekitar 145 juta pemuda, Malaysia dengan sekitar 24 juta pemuda.

"Selain bertetangga karena jaraknya yang berdekatan, hubungan Indonesia dan Malaysia juga dikuatkan sebagai negara serumpun yang memiliki banyak kesamaan, baik dari latar belakang budaya maupun penggunaan bahasa sehari-hari,” tuturnya usai menerima pengurus KNPI dan pengurus MBM, di Jakarta.

Baca juga: Menpora Amali apresiasi peran SEMMI bantu pembangunan pemuda

Baca juga: Menpora dukung inisiatif pemuda lewat Y20 Indonesia 2022


Bamsoet menjelaskan, sebagai organisasi kepemudaan di masing-masing negara, KNPI dan MBM harus bisa menjadi lokomotif memajukan pemuda Asia Tenggara agar senantiasa menjadi Macan Asia.

Sebagai kawasan yang paling stabil di dunia, tanpa pernah ada intervensi militer maupun gonjang-ganjing lainnya yang mengganggu stabilitas kawasan, masa depan ASEAN yang damai bukanlah semata terletak pada kekuatan ekonomi, sosial, budaya, maupun militer-nya. Melainkan terletak pada para pemudanya.

"Penguatan kepemudaan juga menjadi modal utama bagi ASEAN agar bisa berperan aktif di kawasan Indo-Pasifik. Mengingat berbagai tantangan yang dihadapi kedepannya akan sangat besar. Seperti klaim China terhadap Laut China Selatan hingga dampak ketegangan yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina," ucap Bamsoet.

Lebih lanjut, Bamsoet menerangkan, khusus terkait sektor ekonomi, ASEAN tercatat memiliki pertumbuhan yang tinggi dalam investasi perusahaan teknologi berbasis digital atau start up.

Pada tahun 2015, pendanaan teknologi berbasis digital atau start up tercatat hanya sekitar 7,86 miliar dolar AS. Pada triwulan II/2021, jumlahnya meningkat pesat menjadi 124,8 miliar dolar AS.

"Memiliki jumlah penduduk mencapai 655,298 juta jiwa, ASEAN telah menjadi pasar potensial bagi perusahaan teknologi dari berbagai negara dunia. Karenanya agar tidak hanya menjadi pasar, para pemuda ASEAN harus bisa meningkatkan kompetensi diri dan berkolaborasi antarsesama," kata Bamsoet.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022