Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr. Edi Santoso mengatakan kampanye mengenai toleransi beragama khususnya yang menyasar Generasi Z perlu mengoptimalkan media sosial agar makin tepat sasaran.

"Media sosial memberikan pengaruh besar dalam pembentukan sikap Generasi Z atau Gen Z mengingat adanya realitas Gen-z ini menghabiskan banyak waktunya tiap hari bersama media sosial," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan Edi dalam kegiatan webinar tematik komunikasi yang mengangkat tema "Toleransi Beragama Generasi Z" yang diselenggarakan secara virtual oleh Program Studi Magister Ilmu Komunikasi (MIK) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bekerja sama dengan berbagai pihak.

Baca juga: Kemenag harap penyuluh agama bertransformasi sampaikan pesan keagamaan

Dr. Edi yang merupakan Korprodi Magister Ilmu Komunikasi Unsoed itu mengatakan bahwa dalam perspektif interaksionisme simbolik, makna dibentuk oleh interaksi sosial. Jadi, cara pandang mereka terhadap pihak lain yang berbeda agama atau berbeda mazhab, dipengaruhi oleh interaksi mereka melalui media sosial.

"Media sosial yang mereka gunakan bisa jadi turut membentuk sikap Gen Z cenderung toleran. Gen-Z ini umumnya bertipikal 'conversationalist' atau aktif dalam perbincangan di media sosial sehingga menjadi relevan untuk memberikan perhatian pada konten medsos bagi pihak-pihak yang menjadikan mereka sasaran kampanye, termasuk soal toleransi beragama," katanya

Hal senada juga disampaikan Koordinator Divisi Riset dan Publikasi Seknas Jaringan GUSDURian Indonesia Heru Prasetia yang menilai bahwa media sosial dapat dijadikan kampanye efektif untuk sosialisasi dan edukasi tentang toleransi beragama.

Baca juga: Alissa Wahid: Tak boleh mengambil hak beragama orang lain

Peneliti komunikasi Martinus Ujianto, S.I.P, M.I. Kom menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara majemuk memiliki berbagai tantangan termasuk dalam konteks toleransi beragama.

Menurut dia, perlu adanya kesadaran dari masing-masing individu untuk bersikap di tengah masyarakat dengan mengedepankan kemanusiaan, solidaritas dan kepedulian sosial sebagai cara untuk mengelola perbedaan dan keragaman.

Sementara itu, Dr. Muhammad Iqbal Ahnaf dari CRCS UGM menambahkan bahwa terkait dengan sosialisasi dan edukasi mengenai toleransi beragama dengan sasaran generasi Z maka perlunya narasi keagamaan yang sederhana yang mudah dipahami generasi tersebut.

Baca juga: Romo Benny: Penguatan toleransi dan moderasi beragama prioritas 2022

"Perlu riset-riset yang lebih mendalam yang terus dikembangkan terkait toleransi beragama pada Generasi Z, mengenai apa yang mereka perlukan dan tentunya dengan bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh mereka," katanya.

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022