Gunung Kidul (ANTARA News) - Masyarakat umumnya tidak tertarik mengkonsumsi beras dari padi gogo varietas Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, karena kualitasnya dianggap di bawah varietas lainnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Bambang Sudaryanto di Wonosari, Rabu, mengatakan, masyarakat belum banyak yang tertarik membeli beras dari padi gogo varietas Gunung Kidul yang dijual di pasaran, karena mereka menilai beras yang baik hanya dari Delangu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

"Sebagian beras yang beredar di pasaran di Gunung Kidul bertuliskan C4 Delangu, padahal Gunung Kidul sendiri memiliki padi varietas daerah ini," katanya.

Ia mengatakan Kabupaten Gunung Kidul selama ini memiliki dua varietas padi gogo, yakni Mandel Handayani dan Segreng Handayani.

Namun, menurut dia, masyarakat belum banyak yang memilih dua varietas padi itu untuk dikonsumsi.

"Konsumsi beras merupakan pilihan masing-masing konsumen, dan juga tergantung dari mekanisme pasar, sehingga tidak bisa dipaksakan," katanya.

Menurut dia, beras dari padi varietas gogo Gunung Kidul selama ini banyak dikonsumsi kalangan petani lahan kering kabupaten setempat.

Ia mengatakan para petani hanya menjual padi gogo dalam wujud gabah kering giling, dan yang sudah menjadi beras dalam jumlah sedikit.

"Sebagian besar petani menyimpan beras dari padi varietas gogo sebagai cadangan pangan atau dikonsumsi sendiri," katanya.

Menurut dia, padi gogo varietas Mandel Handayani dan Segreng Handayani memiliki keunggulan karena kandungan karbohidratnya rendah, kaya betacarotin, dan kaya vitamin.

Ia mengatakan pemkab berharap masyarakat Gunung Kidul nantinya tidak lagi tergantung pada beras dari luar daerah. "Produksi padi di Gunung Kidul cukup banyak, sehingga kami berharap masyarakat tidak mendatangkan dari luar daerah," katanya. (ANT-293/M008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011