Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono meminta agar dalam lima tahun ke depan, seluruh desa dan kelurahan memiliki perpustakaan.

"Saya dengar dari 75 ribu desa dan kelurahan baru 19.900 yang punya perpustakaan, ini sangat tidak cukup, saya anjurkan untuk menargetkan dalam lima tahun mendatang seluruh desa di Tanah Air punya perpustakaan," kata Wapres saat mencanangkan hari gerakan nasional pembudayaan gemar membaca di TMII, Jakarta, Kamis.

Untuk itu, menurut Wakil Presiden Boediono perlu adanya sinergi semua pihak baik itu masyarakat, kalangan bisnis maupun juga pemerintah untuk mendukung pengadaan perpustakaan bagi masyarakat.

Wapres mengatakan, dengan adanya perpustakaan diharapkan masyarakat Indonesia semakin gemar membaca. Apalagi, minat baca masyarakat Indonesia berdasarkan temuan UNDP masih memprihatinkan.

Posisi Indonesia terkait minat baca masyarakat menduduki urutan 96 sejajar dengan Bahrain, Malta dan Suriname. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia hanya unggul dari Laos dan Kamboja.

Wapres menambahkan, membaca merupakan jendela untuk meraih pengetahun dunia dan dengan pengetahuan tersebut, maka suatu bangsa akan mendapatkan kejayaannya. Kualitas seseorang juga dapat tercermin dari buku yang dibaca.

Waprespun pun menyitir ungkapan budayawan,"You are what you read, kamu adalah apa akumulasi yang kamu baca,".

Untuk itu, menurut Boediono, minat dan kegemaran membaca perlu ditumbuhkan sejak kecil, baik oleh orang tua, masyarakat sekitarnya, maupun oleh negara.

Wapres menambahkan, membaca tidak bisa digantikan dengan menonton televisi. Membaca, menurut dia sangat berbeda dengan menonton.

Dengan membaca buku, akan menggugah daya imajinasi yang ada dalam diri manusia. Rangkaian kata-kata dalam buku akan mendorong imajinasi sang pembaca. Imajinasi akan membuat manusia menjadi inovatif.

Hal ini berbeda dengan menonton televisi. TV, menurut dia telah menyajikan imajinasi, sehingga orang yang menonton tidak lagi dirangsang untuk berimajinasi.

Selain itu, dengan membaca buku, juga akan merangsang seseorang untuk meningkatkan kemampuan menggunakan bahasa dan kata-kata untuk berkomunikasi.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Sri Sularsih mengatakan, saat ini pihaknya telah membuat 500 perpustakaan keliling di berbagai daerah. Harapannya, setiap kabupaten dan kota memiliki satu perpusatkaan keliling.

(T.M041/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011