Biak (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua KH Syaiful Islam Al Payage mengajak umat Muslim untuk menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup keseharian.

"Peristiwa turunnya Alquran dari Allah SWT sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW pertama kali terjadi di Goa Hira pada tahun 610 Masehi dengan wahyu pertama turun saat itu surat Al Alaq ayat 1-5," kata Ketua KH Syaiful Islam Al Payage selepas peringatan Nuzulul Quran di Masjid Baiturrahman Biak, Sabtu malam.

Baca juga: Wapres apresiasi kerukunan umat di Papua Barat terus terawat

Baca juga: Gabungan lintas agama di Papua siapkan kegiatan halal bihalal


Ketua MUI Al Payage mengakui peristiwa Nuzulul Quran ini sekaligus sebagai pengukuhan status Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul.

Nabi Muhammad SAW di saat itu, kata Al Payage, menerima perintah untuk membaca dan menyampaikan agama Islam serta berdakwah kepada umat manusia.

"Amalan malam Nuzulul Quran bisa dijadikan sebagai motivasi bagi umat Islam, khususnya untuk mengamalkan ayat-ayat yang tertulis dalam Alquran dalam kehidupan sehari-hari," ujar Ketua MUI asli Papua ini.

Kitab suci Alquran bagi seluruh umat Muslim, lanjutnya, merupakan penunjuk jalan kebaikan bagi kehidupan umat Muslim di dunia.

Ia mengakui kitab suci Alquran umat Islam untuk pertama kalinya diwahyukan atau diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.

Baca juga: MUI apresiasi Papua larang miras

"Di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan, saya harapkan umat Islam untuk memperbanyak membaca kitab suci Alquran hingga khatam (selesai 30 juz). Orang yang membaca Alquran pahalanya sangat besar di hadapan Allah SWT," katanya.

Payage mengajak umat Islam di Kabupaten Biak Numfor dapat mengamalkan isi dan kandungan ayat suci Alquran untuk senantiasa memberikan cahaya kedamaian dalam kehidupan masyarakat di tanah Papua yang penuh dengan toleransi beragama.

"Terus tebarkan kebaikan dan kedamaian di tanah Papua, karena ini adalah bagian dari ajaran Islam rahmat untuk sekalian alam," ujarnya.

Pewarta: Muhsidin
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022