... sampaikan kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, bahwa Indonesia adalah negeri yang cinta damai...
Surabaya (ANTARA News) - Ada judul film yang top banget: "From Russia With Love". Kini ada juga hal semacam, dalam dimensi berbeda untuk kasih kepada umat, berupa "kiriman" hewan kurban dari Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Kristen F Bauer, kepada umat di sana.

Dia menyumbang hewan kurban saat turut merayakan Idul Adha 1432 Hijriah di Pondok Pesantren Nurul Islam, Surabaya, Minggu.

Bukan cuma menyumbang, Bauer juga ikut dalam arak-arakan sejauh 200 meter bersama tiga ekor sapi dan belasan kambing mulai dari kawasan Jalan Rajawali menuju ponpes itu. Sapi dan kambing itu juga merupakan bantuan Yayasan Pondok Kasih dan sejumlah donatur.

Bauer yang mengenakan kerudung berwarna broken white itu berjalan dengan didampingi Gus Sholeh Marzuki (pengasuh Ponpes Nurul Islam), Hana Amalia Vandayani Ananda (Ketua Yayasan Pondok Kasih), dr Sharon Ayabee (donatur Yayasan Pondok Kasih dari Hawaii), dan beberapa pendeta, serta perwakilan tokoh lintas agama.

Saat saat arak-arakan melewati rute jalur rel kereta api, dari kejauhan ada sorotan lampu kereta api yang akan melintas, sehingga dua ekor sapi dan puluhan kambing pun segera dipinggirkan dan rombongan Bauer juga terlihat ke pinggir.

Di sepanjang jalan, Bauer mendapat sambutan hangat dari warga. Setiba di ponpes yang terletak di gang sempit itu, Bauer langsung disambut penampilan para santriwati dengan tari-tarian, musik hadrah, dan lagu Indonesia Raya. Tidak heran, dia satu-satunya bule yang ikut arak-arakan dan juga bergembira bersama umat.

Dalam sambutannya, Gus Sholeh Marzuki selaku pengasuh Ponpes Nurul Islam menekankan betapa pentingnya rasa toleransi antarumat beragama. "Tolong sampaikan kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, bahwa Indonesia adalah negeri yang cinta damai," katanya.

Buktinya, dirinya dan penghuni pesantren sangat antusias menyambut kehadiran Konjen AS. "Itu menunjukkan kami sangat mencintai kedamaian. Berbeda boleh, tapi bagaimana caranya kita bisa hidup saling menghormati dan toleransi antarumat beragama. Perbedaan itu indah," katanya.

Bauer pun sempat mengungkapkan kekagumannya atas sikap toleransi antarumat beragama dan keharmonisan yang tercipta di Indonesia, khususnya di Surabaya. "Saya bisa melihat sendiri realitas tersebut, yang salah satunya melalui acara ini," katanya dalam dialek bahasa Indonesia. Tidak fasih memang, tapi usahanya keras untuk bisa menyatu dengan negaranya bertugas. (*)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011