Sebanyak 19 pasien ini dirawat inap di Rumah Sakit Unair 9 orang, di RSUD Dr. Moh. Soewandhie 4 orang, RS Mitra Kenjeran 4 orang, dan RSU Haji 2 pasien
Surabaya (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Jatim, menyebut dari 71 pasien keracunan massal usai makan daging kurban, kini tinggal 19 orang masih menjalani rawat inap di sejumlah rumah sakit di Kota Pahlawan itu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Selasa, mengatakan, sejak awal kejadian, tim kesehatan langsung bergerak cepat melakukan penanganan medis kepada warga di wilayah Kalilom Lor Indah Gg. Seruni II, RT 12 RW 10 Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Mereka ditengarai mengalami keracunan massal seusai menyantap olahan daging kurban pada Kamis (29/6).

"Dari hasil penyisiran data pasien oleh petugas puskesmas didampingi Dinkes Surabaya ke rumah-rumah warga pada Sabtu, (1/7), dihimpun sebanyak 71 orang mengalami keracunan dan saat itu langsung dilakukan perawatan medis. Dari 71 pasien itu, 44 orang menjalani rawat inap dan 27 sisanya menjalani rawat jalan," kata Nanik.

Setelah dilakukan perawatan, lanjut dia, sejumlah pasien yang sudah dipastikan membaik oleh tim dokter, langsung diperbolehkan pulang. Berdasarkan data dari Dinkes Surabaya per hari ini, pukul 12.00 WIB, total pasien yang masih menjalani rawat inap sudah tersisa 19 pasien dari yang awalnya 44 orang.

"Sebanyak 19 pasien ini dirawat inap di Rumah Sakit Universitas Airlangga  (Unair) 9 orang, di RSUD Dr. Moh. Soewandhie 4 orang, RS Mitra Kenjeran 4 orang, dan RSU Haji 2 pasien," ujarnya.

Sedangkan 27 pasien yang sejak awal menjalani rawat jalan, hingga saat ini sudah dinyatakan tidak ada keluhan dan sudah dinyatakan sembuh atau sehat.

Oleh karena itu, Nanik memastikan bahwa dari total 71 korban, kini sudah tersisa 19 pasien yang masih dirawat jalan di sejumlah rumah sakit di Surabaya.

"Mereka terus mendapatkan perawatan intensif hingga saat ini. Namun, kondisinya sudah mulai membaik dan sudah banyak yang pulang," katanya.

Selain itu, Nanik juga memastikan bahwa pihaknya sampai saat ini masih menunggu hasil laboratorium dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Ia mengakui bahwa sudah mengirimkan sejumlah sampel kepada BBLK, mulai dari hasil olahan hingga muntahan korban dan dahaknya.

"Nah, untuk hasilnya masih kita tunggu dari BBLK," ucapnya.

Baca juga: Swiatek yakin kondisinya aman untuk Wimbledon usai keracunan makanan
Baca juga: Dinkes Surabaya tangani korban keracunan massal di Kali Kedinding
Baca juga: Pemkab Sleman tanggung biaya perawatan korban keracunan massal

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023