Jakarta (ANTARA News) - Partai Nasdem yang gencar mengampanyekan gagasan restorasi selama ini dinilai tidak mudah menjadi besar, apalagi menjadi pemenang Pemilu 2014 karena Partai Demokrat yang ditopang popularitas SBY pun hanya mampu meraih 7,5 persen suara, kata M. Qodari.

Pengamat politik dari Indo Barometer itu mengemukakan hal tersebut menanggapi Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Nasdem di Jakarta, Kamis (10/11), yang dihadiri sejumlah tokoh dan akademisi, termasuk bergabungnya tokoh pemilik kelompok media MNC, Harry Tanoesoedibyo, yang menjadi Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem.

"Tak mudah Partai Nasdem menjadi partai pemenang Pemilu 2014. Kalau sekedar lolos mungkin bisa. Sebab, meskipun bukan segalanya, faktor figur di partai itu ikut menentukan. Dari hasil survei, Surya Paloh belum sepopuler SBY yang cukup fenomenal saat itu," katanya.

Qodari tidak menampik peran besar media massa dalam mendongkrak popularitas partai. Tapi, itu tidak otomatis karena ada faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi. Misalnya, pada 2004, popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melonjak karena diuntungkan juga oleh citra pemerintahan Megawati yang merosot.

"Itu pun, hasilnya Demokrat hanya mampu menjadi partai menengah. Padahal, SBY popularitasnya cukup fenomenal. Nah, itu karena ada faktor figur tokoh yang populer, apalagi kalau tak ada tokoh yang populer," ujarnya.

Dalam prediksi Qodari, perjalanan selama kurang lebih tiga tahun mendatang, berbagai faktor kemungkinan bisa terjadi. Bisa naik atau bisa juga anjlok. Contohnya, Partai Hanura yang pada awalnya bagus, tapi menjelang Pemilu 2009, energinya mulai seperti kehabisan nafas sehingga, perolehan suaranya berhasil disalip Gerindra yang muncul belakangan.

"Inilah yang harus dicermati dan diwaspadai Partai Nasdem. Gencar diawal, tapi lembek belakangan. Apalagi, figur Surya Paloh yang belum sepopuler SBY. Namun begitu, saya memprediksi, Partai Nasdem tetap potensial lolos melewati parliamentary threshold (PT), tapi tetap sulit untuk menjadi partai besar, apalagi pemenang Pemilu 2014," ujarnya.

Selain itu, lanjut Qodari, kinerja pemerintahan SBY-Boediono sampai 2014 juga akan ikut mempengaruhi peluang Nasdem. Kalau kinerjanya anjlok, tentu ini peluang buat Nasdem untuk menjadi partai alternatif.

Jika pemerintahan SBY menguat, menurut dia, maka makin sulit buat Partai Nasdem untuk menjadi partai besar.

Tentang gagasan retorasi yang diusung Nasdem, diakui Qodari memang cukup menggoda kalangan menengah.

Walaupun demikian, ia menambahkan, pengertian restorasi itu sendiri sebenarnya tidak beda jauh dengan perbaikan dan perubahan. Masalahnya, mayoritas pemilih itu ada di kalangan bawah yang sudah tentu tidak akrab dengan istilah tersebut, sehingga diperlukan kerja yang cukup ekstra untuk mensosialisasikan ide restorasi tersebut. (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011