Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya mesti melakukan pendekatan konstruktif terhadap Myanmar daripada pendekatan hukuman dan isolasi, kata pemerhati masalah internasional, Bonggas Adhi Chandra.

"Pendekatan isolasi dan sanksi terbukti tidak efektif terhadap Myanmar," kata Bonggas, yang juga dosen Universitas Pertahanan Indonesia kepada ANTARA di Jakarta, Kamis, menanggapi wacana mengenai keanggotaan Myanmar dan masa depan ASEAN.

Karena Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mempunyai target "ASEAN Community" pada 2015, maka Myanmar sebagai "bagian yang paling lemah" harus diperkuat langkah-langkah menuju demokrasinya, katanya.

Menurut dia, kesempatan Myanmar menjadi ketua ASEAN pada 2014 akan mempercepat demokratisasi seperti yang diinginkan rakyat Myanmar dan ASEAN.

"Sehingga pada 2015 mimpi ASEAN betul-betul bisa terwujud sebagai Masyarakat ASEAN yang demokratis dan menghargai hak asasi manusia," katanya.

"Indonesia sebagai Ketua ASEAN harus mempersiapkan argumentasi yang bisa meyakinkan negara-negara Barat dan yang tak kalah penting adalah memantau dan memastikan bahwa semua langkah demokratisasi di Myanmar bisa sesuai dengan norma dan standar internasional," kata Bonggas.

Ia mengatakan dirinya mendukung pernyataan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan sikap Pemerintah Indonesia terkait wacana Myanmar menjadi ketua ASEAN pada 2014 karena beberapa pertimbangan.

Di Myanmar, tak ada yang menolak rencana tersebut apalagi jika kepemimpinan ini akan semakin memperbaiki kehidupan rakyat Myanmar, katanya.

"Menlu Marty sebagai perwakilan ASEAN telah bertemu dan mendengarkan hampir semua pemangku kepentingan di Myanmar termasuk Aung San Su Kyi dan tidak ada yang menolak rencana ini," katanya.

Alasan lainnya, menurut Bonggas, kekhwatiran negara-negara Barat dan juga ASEAN terhadap kedekatan Myanmar dan China.


Semakin dekat

Bonggas Adhi Chandra berpendapat, justru dengan memberikan kepercayaan kepada Myanmar sebagai ketua ASEAN, maka Myanmar akan semakin mendekatkan diri ke ASEAN dibandingkan ke China.

"Dengan ini maka posisi strategis ASEAN akan semakin kuat dalam berhadapan dengan para penguasa besar di kawasan," katanya.

Indonesia pada tahun 2011 mendapat giliran menjadi Ketua ASEAN dan tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin ASEAN ke-18 pada Mei di Jakarta dan ke-19 November di Bali.

yang beranggota Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Kamboja akan menjadi ketua ASEAN pada tahun 2012, disusul Brunei tahun 2013.
(T.SDP-06/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011