Bantul (ANTARA News) - Ternak babi di Dusun Tegal Sempu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikeluhkan warga setempat karena tidak tahan dengan bau yang menyengat.

"Baunya sangat menyengat apalagi pada sore hari saat angin berhembus dari selatan, baunya makin terasa," kata salah seorang di Dusun Tegal Sempu, Desa Caturharjo, Sajiyo di Bantul, Kamis.

Menurut dia, rumahnya berada sekitar 50 meter di sebelah utara dari kandang babi itu. "Bau busuk sering berhembus dari kandang babi milik Sumaryanti yang telah dibangun sejak puluhan tahun lalu," katanya mengeluh.

"Saya bersama warga sekitar pernah mengadukan permasalahan ini ke kecamatan Pandak, agar melakukan penertiban supaya tidak merugikan, karena bau itu mengganggu terutama ketika lewat di sebelahnya," katanya menjelaskan.

Kepala Dusun Tegal Sempu, Caturharjo, mengatakan, bau yang berasal dari limbah kandang ternak babi tersebut menimbulkan polemik antarwarga dengan pemilik.

"Bau tersebut sempat menimbulkan polemik di antara warga sekitar tahun 1992 karena terletak di pelataran terbuka dan bau limbahnya tercium hingga radius sekitar 100 meter," katanya.

Menurut dia, saat itu permasalahan itu muncul hingga tingkat kecamatan, karena meresahkan warga. Akhirnya pemilik membangun tembok yang mengelilingi peternakan babi, dan sesudahnya bau itu mulai berkurang.

"Kalau sekarang sih tidak begitu menimbulkan bau, karena sudah ada tembok yang mengelilingi kandang dan pengolahan limbah sudah tertutup, sehingga bau tidak sampai kemana-mana," katanya.

Ternak babi di Desa Caturharjo tersebut merupakan satu di antara 10 lokasi penyemprotan program Bantul Bebas Bau yang dicanangkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bantul dengan sebuah perusahaan sosial Kebun Raya Indonesia di Balai Desa setempat.

Penyemprotan dekomposer dalam Pencanangan Bantul Bebas Bau itu bertujuan untuk menghilangkan bau yang mengganggu masyarakat dengan bahan ramah lingkungan yaitu dekomposer yang menggunakan mikroba sebagai bahan utamanya. (ANT-068/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011