Nusa Dua (ANTARA News) - ASEAN Fair di Pulau Peninsula, Nusa Dua, semalam, agak istimewa karena sebuah buku berjudul "Tembang Untuk Bangsa-Bahasa Musik SBY" diluncurkan.

"Buku ini memberi gambaran tentang proses kreatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menciptakan syair dan lagu yang dikerjakannya saat senggang setelah menjalani kegiatan padat sebagai seorang presiden," kata wartawan senior Bens Leo yang menjadi salah satu penulis buku tersebut.

Buku ini menjadi dokumentasi karya-karya musik Presiden yang berisi komentar para seniman yang terlibat dalam penciptaan musiknya dan ditulis Bens selama delapan bulan bersama Nini Sunny yang berprofesi tidak jauh beda darinya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, para seniman, budayawan, intelektual, dan sahabat presiden ikut menghadiri acara ini.

Buku itu kemudian dibedah oleh Bens Leo sendiri sebagai penulis, pujangga Remy Silado dan pengamat musik Frangky Raden, dipandu Al Zastouw.

Remy Sylado menyatakan Yudhoyono sebagai sosok presiden penghayat dan pejuang sastra, sementara Frangky Raden mengingatkan tradisi tertulis memang penting untuk mengukur kemajuan yang telah tercapai dalam penciptaan karya.

"Apa yang dilakukan Pak SBY dalam penciptaan musik hingga berhasil menelurkan empat album itu dapat menjadi kekuatan politik dan ekonomis bagi para pemusik di Tanah Air," kata Frangky.

Bens Leo mengimbuhkan harapan kepada Yudhyono untuk "mampu menyatukan tulang-tulang terpisah dari seniman musik dan menjadi orang tua asuh bagi mereka".

Peluncuran buku didukung oleh pementasan tari kecak dari Sanggar Krisna, Batubulan, Sukawati, Kabupaten Gianyar, pembacaaan puisi karya Yudhyono yang dibacakan Remy Sylado dan budayawan Jacob Sumardjo.

Sementara penyanyi Rio Febrian menyanyikan lagu dalam album "Ku Yakin Sampai Di Sana" dan Joy Tobing menyanyikan lagu dari album terbaru sang presiden bertajuk "Bersatu dan Maju, Together We Can Rise".(*)

KR-LHS/C003

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011