... sengaja mengajak anak didik ke lokasi pameran ASEAN ini, selain untuk melihat-lihat apa saja yang dipamerkan sekaligus menjadi kegiatan wisata edukasi...
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Kata orang, pendidikan harus dimulai dari usia dini. Demikianlah pada Senin ini, ratusan pelajar sekolah dasar berduyun-duyun masuk ke Kampung ASEAN di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Bali, di mana Pekan ASEAN (ASEAN Fair) digelar.

Untuk diketahui, jarak ke Pulau Peninsula --satu tanah genting di ujung selatan Bali-- dari pintu utama Resort Nusa Dua lumayan jauh jika berjalan kaki, apalagi untuk anak-anak. Dari Denpasar, dia bisa dicapai dalam perjalanan sekitar 1 jam padahal jaraknya cuma 45 kilometer saja.

"Kami sengaja mengajak anak didik ke lokasi pameran ASEAN ini, selain untuk melihat-lihat apa saja yang dipamerkan sekaligus menjadi kegiatan wisata edukasi," kata Kepala SD National Plus Jembatan Budaya, Ruth Sulistyowati, di sela-sela acara kunjungan tersebut.

Pekan ASEAN ini menghadirkan apa saja tentang aktivitas masyarakat dan komunitas usahawan kreatif serta seniman semua negara ASEAN. Dalam satu tempat, pengunjung bisa mendapat banyak hal, dari sekedar cuci mata, mendengar orang Kamboja berbicara dalam bahasa negaranya --sebagai misal-- hingga nonton konser musik!

Untuk konsumsi orang dewasa, akan ada konser musisi jazz sangat terkenal dari Amerika Serikat, Quincy Jones pada malam penutupan, pada 20 November nanti! Kalau dalam bahasa sekarang, all in one.

Pekan ASEAN ini juga menjadi ajang pendekatan dan pemasyarakatan konsep rasa serumpun bangsa dari masyarakat ke masyarakat. Selama ini hal itu kurang dikedepankan, karena masih bergerak di tataran pemerintahan ke pemerintahan. Tak kenal maka tak sayang, katanya.

Ia menyambut baik undangan panitia yang memberi kesempatan pada warga sekolahnya untuk turut berpartisipasi dalam pameran serangkaian penyelenggaraan KTT ke-19 ASEAN itu.

"Bagi kami, kegiatan ini merupakan kesempatan yang bagus untuk meningkatkan pemahaman para siswa mengenai seluk-beluk ASEAN. Menjadi melengkapi teori-teori yang telah diajarkan oleh para guru di sekolah," ucapnya.

Ia menyampaikan, siswa-siswi yang diajak berkunjung merupakan gabungan dari peserta didik kelas I hingga kelas 6 dengan didampingi para guru.

"Jumlah keseluruhan rombongan kami sebanyak 486 orang. Kami tadi ke sini dijemput panitia menggunakan 20 bus. Anak didik kami sangat tertarik melihat pameran ini apalagi sewaktu masuk ke dalam kubah berisi kain-kain tradisional khas negara anggota ASEAN dan foto-foto Pak Presiden dengan Ibu," ujarnya.

Menurut dia, dari sisi penataan stan pameran sudah cukup bagus. Hanya saja, nampak masih kurang meriah dari sisi jumlah pengunjung.

"Akan lebih baik jika promosi digiatkan pula pada kalangan pendidikan. Selain dapat menambah pengetahuan siswa sekaligus dari sisi komunitas juga jumlahnya terbanyak," katanya.

Lokasi penyelenggaraan dirasa sudah tepat karena pameran diadakan pada tempat yang pemandangannya sangat indah.

"Harapan kami, jika ke depannya ada kunjungan pihak sekolah ke lokasi pameran, agar panitia juga menyediakan permainan atau tebak-tebakan yang terkait dengan ASEAN. Dengan demikian, pemahaman para murid menjadi lebih melekat karena semakin membuat mereka tertarik," ucapnya.

Bisa pula kegiatan pameran dipadukan dengan atraksi kesenian tradisional pada daerah-daerah tertinggal di Nusantara. "Kegiatan seperti itu dapat meningkatkan empati siswa dan kecintaan pada kesenian di Tanah Air," kata Sulistyowati.

Anak-anak pada acara kunjungan tersebut, selain diajak berkeliling mengitari areal pameran juga disuguhkan tayangan perjuangan dan Presiden Indonesia dari masa ke masa. (*)


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011