Surabaya (ANTARA News) - Penurunan BI Rate menjadi 6 persen belum mendukung penyerapan kredit para pengekspor di Indonesia karena mereka masih sulit mendapatkan dana pinjaman sesuai kebutuhan.

"Padahal, langkah pemerintah dengan menurunkan BI Rate menjadi 6 persen sangat baik tetapi dampaknya terhadap penyerapan kredit masih minim. Apalagi, suku bunga kredit saat ini tetap tinggi," kata Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan, di Surabaya, Selasa.

Isdarmawan yang ditemui dalam Seminar Perkembangan Ekonomi Terkini dan Prospek Perekonomian Tahun 2012, serta Kebijakan Penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan Devisa Utang Luar Negeri (DULN), mengemukakan, kini penerapan suku bunga kredit yang diberlakukan di pasar nasional antara 12-13 persen.

"Sementara, dengan turunnya BI Rate jadi 6 persen maka idealnya suku bunga kredit saat ini bisa ditekan menjadi di bawah 10 persen," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta, Bank Indonesia sebagai agen pengembangan perekonomian di Tanah Air dapat memberikan insentif tersendiri. Sasaran penyaluran bantuan pemerintah berupa insentif bisa dialokasikan kepada pengusaha terutama mereka yang memiliki usaha padat karya.

"Namun, sekarang selisih antara BI Rate dengan suku bunga kredit sangat besar yakni BI Rate 6 persen sedangkan suku bunga kredit 12-13 persen," katanya.

Sementara itu, ia mengaku, saat ini para pelaku ekspor juga mempunyai keluhan tingginya biaya transportasi di dalam negeri dibandingkan mengirim produk ke luar negeri.

"Salah satunya biaya pengangkutan bahan baku yang didatangkan dari luar provinsi," katanya.

Ia mencontohkan, biaya pengangkutan dari Jawa Timur ke Malaysia bisa mencapai antara 250-300 dolar Amerika Serikat sedangkan dari Jatim ke Ujung Pandang biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan sebesar Rp5 juta.

"Dengan tingginya biaya tersebut, sesuai survei Bank Dunia maka indeks biaya logistik Indonesia di pasar internasional turun menjadi peringkat 73 dari sebelumnya peringkat 40," katanya.

Bahkan, lanjut dia, saat ini Indonesia yang memiliki posisi sebagai negara pengekspor ikut turun menjadi menempati posisi 46 dibandingkan periode sama tahun lalu di peringkat ke 44 di skala dunia.

(ANT-071/F002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011