G20 DEWG adalah sebuah melting pot untuk membahas isu lintas sektoral
Jakarta (ANTARA) - Direktur Ekonomi Digital, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika I Nyoman Adhiarna mengatakan Indonesia memiliki posisi untuk menjembatani pertukaran diskusi mengenai isu arus data lintas batas negara dalam Presidensi G20 Indonesia.

"Termasuk dalam diskusi DEWG G20 untuk mencapai definisi mengenai kepercayaan dan mengedepankan empat prinsip umum antara lain transparansi, keabsahan, keadilan, dan timbal balik," kata Nyoman dalam webinar bertajuk "Digitalization, Data Governance and Cross-border Data Flows" pada Kamis.

Ia melanjutkan Indonesia juga mendorong masa depan interoperabilitas dan praktik operasional lainnya terkait arus data lintas negara serta berusaha untuk menjawab tantangan seperti terkait dengan perlindungan data privasi, keamanan, dan hak kekayaan intelektual.

"Dan selama Presidensi G20 Indonesia, kami mengantisipasi sejumlah tantangan dalam melakukan diskusi tentang isu arus bebas data secara terpercaya. ... Ini adalah salah satu yang kerap diperdebatkan di setiap negara anggota G20 yang mendukung diskusi tentang masalah ini," kata Nyoman.

Ia menyebutkan beberapa tantangan dalam diskusi isu tersebut, termasuk di antaranya sejumlah negara mungkin mencari ruang yang lebih besar untuk mempertahankan kerangka kebijakan domestik pilihan mereka mengingat tengah terjadi perkembangan ekonomi digital.

Selain itu, beberapa negara mungkin enggan mendukung diskusi tentang prinsip aliran data atau praktik keamanan data terbaik, serta belum merumuskan kebijakan yang selaras dengan gagasan data arus bebas data secara terpercaya.

Nyoman mengatakan arus data lintas negara dan arus bebas data secara terpercaya (cross-border data flow/data free-flow with trust) sangat penting untuk perkembangan ekonomi digital global.

Penggunaan aliran data dan proses digitalisasi telah meningkatkan produktivitas dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto masing-masing sebesar 4,5 miliar dolar AS dan 34,5 miliar dolar AS di sektor ritel dan manufaktur, menurut data yang ia himpun.

Kemudian, lanjutnya, setiap 10 persen peningkatan konektivitas bilateral berkontribusi pada lebih dari 3,1 persen pertumbuhan pada sektor perdagangan dan jasa.

Nyoman mengatakan pada dasarnya Indonesia dalam G20 DEWG terbuka untuk diskusi dengan Engagement Group dan Working Group lainnya.

"G20 DEWG adalah sebuah melting pot untuk membahas isu lintas sektoral dari setiap isu digital yang sekarang dimungkinkan karena statusnya telah bertransformasi menjadi Working Group, bukan Task Force lagi," katanya.

Baca juga: Kemenkeu: Presidensi G20 Indonesia jaga dialog antar negara anggota

Baca juga: Indonesia dorong pembahasan ekonomi digital di G20

Baca juga: Kominfo ajak pemangku kepentingan kembangkan tata kelola data global

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022