....Filipina meminta ASEAN memfasilitasi pertemuan negara pengklaim di Laut China Selatan, termasuk China untuk mendiskusikan masalah itu dan mendefinisikan wilayah sengketa serta bukan sengketa...
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Kepastian kehadiran Presiden Filipina, Benigno Aquino III pada KTT Ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali, terjawab sudah. Kepastian itu diutarakan Menteri Penerangan Filipina, Ricky Carandang, di sela pelaksanaan pertemuan puncak negara-negara ASEAN itu.

Dengan begitu, Aquino III akan mengikuti sesi retret KTT itu. Padahal, pada upacara pembukaan yang ipimpin Presiden Susilo Yudhoyono, pucuk pimpinan Filipina itu masih belum ada dalam barisan foto para pemimpin negara peserta.  

"Presiden Aquino sudah datang dan saat ini sedang mengikuti sesi retret," katanya, Kamis sore.

Ketidakhadirannya di acara pembukaan KTT yang berlangsung Kamis pukul 09.00 WITA itu dikarenakan masih ada "kegiatan dalam negeri" yang harus dilakukan Aquino III sebelum bertolak ke Nusa Dua, Bali, katanya.

Dalam sesi foto bersama para kepala negara dan pemerintahan ASEAN, Kamis pagi, posisi Kepala Negara Filipina itu diisi Sekretaris Presiden, Ramon A Carandang.

Ricky Carandang mengatakan, para pemimpin ASEAN dalam sesi pertemuan panel mereka meyinggung sejumlah masalah yang menjadi kepentingan dan keprihatinan bersama mereka.

Beberapa masalah yang sempat dibicarakan para kepala negara dan pemerintahan 10 negara anggota ASEAN itu adalah isu Laut China Selatan, krisis ekonomi global, perlindungan pekerja migran, dan konektivitas ASEAN, katanya.

Terkait proposal Filipina menyangkut sengketa Laut China Selatan, Ricky mengatakan, ASEAN "sedang menggodoknya dan ada kemajuan" dalam soal itu.

Menurut Kementerian Luar Negeri Filipina, Presiden Benigno Aquino III akan meminta dukungan ASEAN agar bersatu menghadapi China dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan.

"Filipina meminta ASEAN memfasilitasi pertemuan negara pengklaim di Laut China Selatan, termasuk China untuk mendiskusikan masalah itu dan mendefinisikan wilayah sengketa serta bukan sengketa dengan tujuan membentuk wilayah kerja sama," demikian dokumen Kementerian Luar Negeri Filipina.

Mengenai proposal Filipina ini, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, ASEAN meminta Filipina untuk menyinergikan proposalnya itu dengan Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan (DoC) tentang usul proyek kerja sama.

"Tentu proposal Filipina itu kami sikapi karena ada kekhawatiran dari ASEAN bahwa proposal Filipina itu akan bertolak belakang dengan DOC dan kode prilaku (code of conduct/CoC) yang dibahas dalam pertemuan pejabat senior ASEAN," katanya, Selasa (15/11).

Soal Laut China Selatan atau Laut Filipina Barat (menurut penamaan Filipina), tidak banyak disinggung Presiden Susilo Yudhoyono dalam pidato sesi pembukaan KTT. (*)
 

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011