Muntok, Bangka Barat (ANTARA News) - Staf Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Yariyanto, mengungkapkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional merupakan keputusan Pemerintah Pusat.

"Batan tidak memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan tersebut, kami hanya sebatas memberi laporan kegiatan studi tapak yang sedang dilakukan di Bangka Barat dan Bangka Selatan," ujarnya dalam paparan sosiaLisasi PLTN di Gedung Sriwijaya, Muntok, Jumat.

Ia mengatakan, pembangunan PLTN sudah diamanatkan undang-undang dan berbagai tahapan harus dijalankan agar tidak menyalahi amanat tersebut, namun perlu kajian mendalam dan rinci agar ditemukan hasil lengkap melalui uji tapak yang sedang dilakukan.

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada Jumat (18/11) di Gedung Sriwijaya Komplek Pusat Metalurgi Muntok tersebut dihadiri Bupati Bangka Barat, Zuhri M Syazali, beberapa Kepala SKPD Pemkab Bangka Barat, utusan organisasi masyarakat dan masyarakat disekitar kawasan tapak.

Ia menjelaskan, studi tapak yang dilakukan Batan dan PT Surveyor Indonesia baru sebatas melaksanakan tahapan studi kelayakan dan akan dilakukan secara mendalam yang meliputi beberapa aspek, dan akan berakhir sekitar 2013.

"Batan hanya menjalankan tugas meneliti daerah agar diketahui potensi dan data akurat mengenai potensi sumber daya alamnya dan layak tidaknya dibangun PLTN di daerah itu," ujarnya.

Ia menjelaskan, sampai saat ini Presiden juga belum mengeluarkan pernyataan apa pun mengenai rencana pembangunan PLTN meskipun hal tersebut sudah tercantum dalam undang-undang.

Menurut dia, untuk saat ini masyarakat tidak perlu meributkan studi tapak yang sedang dilakukan saat ini karena dari Pemerintah Pusat belum ada keputusan rencana pemabangunan reaktor PLTN tersebut.

"Studi kelayakan tersebut tidak hanya kajian untuk menentukan jadi atau ada tidaknya pembangunan PLTN, namun juga akan memberikan dampak positif bagi daerah agar memiliki data akurat karakteristik sumber daya alam yang ada dan penting untk menunjang pembangunan daerah seperti industri, transportasi, pertambangan, perikanan kelautan dan lainnya.

Menurut dia, salah satu kegiatan studi tapak tersebut meneliti topografi yang bermanfaat untuk mengetahui kontur tanah dan batuan daerah, lokasi penambangan, potensi rawan bencana longsor dan banjir yang dapat dimanfaatkan sebagai obyek penelitian.

Menurut dia, selain dari sisi topografi, studi tapak juga menghasilkan data pada bidang geologi, geofisik dan batimetri yang bermanfaat untuk mengetahui kontur laut, potensi rawan bencana geologi sesar daqn gempa, mengetahui lapisan tebal batuan, kandungan pasir timah, sumber bahaya bawah tanah dan lapisan tanah.

"Kami rencananya akan membangun menara meteorologi setinggi 80 meter di Desa Menjelang, Kecmatan Muntok, untuk memantau dan mempelajari suhu udara, pola angin, kecepatan angin, curah hujan dan lainnya,` ujarnya.

Dengan penelitian tersebut, menurut dia, Pemkab dan masyarakat akan merasakan banyak manfaat untuk mendukung riset dan ilmu pengetahuan, untuk itu pihaknya meminta masyarakat untuk memberikan dukungan studi kelayakan sampai mendapatkan hasil.  (DSD/I013)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011