Bogor (ANTARA News) - Pos pemberdayaan keluarga yang dibina Institut Pertanian Bogor ditinjau sejumlah negara untuk studi mengenai kegiatan itu sekaligus melihat kegiatan yang terkait dengan penguatan pembangunan keluarga.

"Delegasi dari Bangladesh, Vietnam, Pakistan, dan Afrika telah mengunjungi beberapa Posdaya yang selama ini kami bina dan dampingi," kata Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB Dr Pudji Muljono di kampus Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Di sela-sela acara konvensi Posdaya regional wilayah Jabar-Lampung, ia menjelaskan bahwa saat ini IPB sebagai koordinator program pengembangan Posdaya di Jawa Barat dan Lampung telah mengembangkan lebih dari 90 Posdaya di empat daerah, yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.

Ia mengemukakan, kualitas manusia Indonesia tercermin dari indeks pembangunan manusia (IPM), yang merupakan alat ukur perbandingan angka harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara di seluruh dunia.

Selain itu,katanya, IPM juga dikenal sebagai indikantor pembangunan lain, yaitu sasaran pembangunan milenium (MDGs).

"Dua landasan filosofi itulah yang menjadi dasar penumbuhkembangan Posdaya," katanya menegaskan.

Menurut dia, Posdaya adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi sekaligus dapat dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan delapan fungsi keluarga secara terpadu.

Fungsi itu, yaitu fungsi agama atau Ketuhanan Yang Maha Esa, budaya, perlindungan, reproduksi dan kesetaraan, pendidikan, ekonomi atau wirausaha dan fungsi lingkungan.

Ia menambahkan, Posdaya adalah sebuah gerakan untuk membangkitkan kembali budaya kegotongroyongan di masyarakat dalam membangun kehidupan berkeluarga, dilakukan secara swadaya dengan harapan masyarakat dapat mandiri.

"Posdaya merupakan aplikasi konkret upaya pencapaian MDGs dan IPM serta menterjemahkan Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang pembangunan berkeadilan, yakni pembangunan pro-rakyat, keadilan untuk semua dan pencapaian tujuan millenium," katanya.

Titik berat kegiatan Posdaya, katanya, adalah pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan dengan sasaran utamanya adalah keluarga muda dengan anak balitanya, remaja dan perempuan.

Menurut dia, selain dengan pemerintah daerah, IPB juga bermitra dengan perguruan tinggi di Jawa Barat dan Lampung dalam pengembangan Posdaya.

Beberapa perguruan tinggi itu, yaitu Universitas Lampung, Universitas Suryakancana Cianjur, Universitas Singaperbangsa Karawang, Universitas Wiralodra Indramayu, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Universitas Ibnu Khaldun, Universitas Subang, dan Universitas Pendidikan Indonesia.

"Sampai saat ini, jumlah Posdaya yang dikembangkan oleh perguruan tinggi mencapai 1.000 Posdaya," katanya.

Kegiatan nyata Posdaya di lapangan antara lain pada bidang pendidikan adalah pendidikan anak usia dinia (PAUD), pustaka warga, taman pendidikan Al Quran (TPA), majelis taklim).

Untuk bidang kesehatan di antaranya Posyandu, Posbindu Lansia, BKB, Kespro, kelas gizi, sedangkan bidang Ekonomi (LKM, koperasi, pengembangan UKM), dan bidang lingkungan berupa kebun bergizi, pengolahan sampah, biopori, dan rumah sehat.

Ia menjelaskan, peserta konvensi di Gedung Graha Widya Wisuda IPB kampus Darmaga itu berjumlah sekitar 1.700 orang dari unsur Posdaya Jabar, 800 Mahasiswa IPB, perguruan tinggi mitra IPB, Pemda dan swasta.

Hadir dalam konvensi itu pimpinan Yayasan Damandiri yakni mantan Kepala BKKBN Haryono Suyono dan mantan Menteri Koperasi Subiakto Tjakrawerdaya.
(ANT-053/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011