Cikeas, Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada para tamu undangan yang hadir dalam acara akad nikah maupun resepsi pernikahan putranya, Edhie Baskoro Yudhoyono, untuk tidak memberikan kado, hadiah, souvenir sebagai upaya menghindari fitnah.

"Mengenai gratifikasi, saya dengan tidak mengurangi rasa hormat dari pada saya kena fitnah teman-teman yang secara tulus ingin memberi bingkisan juga kena fitnah jadi hadir saja saya sudah bersyukur, apalagi dengan bacaan doa-doa. Dan ayat dari Firman Allah itu sudah luar biasa," kata Presiden saat memberikan sambutan usai acara pengajian dalam rangkaian pernikahan Ibas dan Aliya di kediaman pribadi Presiden di Puri Cikeas, Bogor, Selasa siang.

Presiden juga mengatakan, selama rangkaian acara proses pernikahan Ibas-Aliya, ia bersama Wakil Presiden Boediono tetap bekerja mengurus masalah kenegaraan dan juga pemerintahan. Ia menyayangkan bila ada pendapat yang mempertanyakan apakah tugas-tugas kenegaraan dan pemerintahan yang terganggu.

"Ada yang menanyakan lantas pekerjaan (pemerintahaan-red) bagaimana (saat rangkaian proses pernikahan-red). Tapi tidak ada yang bertanya mengapa tujuh tahun saya tidak pernah mengambil cuti," katanya.

"Juga tadi ada yang bertanya itu akad nikah di Istana Cipanas menggunakan uang negara atau tidak. Ada begitu. Saya bilang saya mengerti mana yang menggunakan uang negara dan mana yang menggunakan bukan uang negara meskipun milik negara," ujarnya.

Menurut Yudhoyono, nantinya akan ada banyak duta besar negara tetangga yang turut menyaksikan acara adat, dan tempat yang paling baik di Istana Cipanas.

"Tetapi semua perhelatan itu tidak menggunakan uang negara. Sama saja menteri di Komplek Widya Chandara dan Denpasar mantu di situ. Yang memang tidak ada menyewa dengan negara. Karena rumah kediaman resmi di situ. Dengan demikian kalau punya hajat di situ menjadi wajar," kata Presiden.

Sebelumnya, Mensesneg Sudi Silalahi, mewakili keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan juga keluarga Hatta Rajasa dalam keterangan pers kepada wartawan di Puri Cikeas, usai acara pengajian, Selasa siang, mengatakan, permintaan untuk tidak memberikan hadiah berbentuk apapun tersebut dicantumkan pada undangan yang disebarkan.

"Sehubungan dengan acara itu, dalam undangan juga keluarga besar Presiden dan Pak Hatta Rajasa selaku sohibul hajat tanpa mengurangi rasa hormat tidak menerima bingkisan atau kado atau hadiah," kata Sudi.

Sudi menjelaskan hal tersebut merupakan keputusan dari orang tua kedua calon mempelai.

Sementara terkait anggaran dalam pernikahan tersebut, Sudi mengatakan bahwa sepenuhnya biaya pernikahan berasal dari uang pribadi Presiden Yudhoyono dan juga Hatta Rajasa sehingga tidak ada yang berasal dari anggaran negara.

"Saya tahu persis, tidak satu sen pun biaya negara. Semua biaya berasal dari pribadi Pak SBY dan Pak Hatta Rajasa," katanya.

Presiden dan Hatta Rajasa, kata Sudi, juga menyampaikan permohonan maaf bila ada pihak-pihak yang tidak sempat diundang karena keterbatasan diberbagai hal.

"Sohibul hajat juga menyampaikan permohonan maaf barangkali banyak yang tidak terundang karena keterbatasan. Karena keterbatasan juga maka dibagi menjadi beberapa bagian undangan seperti acara pengajian, siraman, akad nikah dan resepsi," katanya.

Mengenai tugas kenegaraan dan pemerintahan, Sudi mengatakan Presiden tetap menjalankan tugas-tugas kenegaraan dan pemerintahan termasuk menelaah dan menandatangani beberapa rancangan peraturan presiden dan surat keputusan lainnya.

"Tugas tetap berjalan, seperti tadi malam menindaklanjuti hal-hal yang perlu seperti rancangan perpres dan rancangan undang-undang. Bahkan Sabtu-Minggu pun kita tetap bekerja. Namun manusiawi bila ada acara keagamaan atau seperti ini (hadir-red)," kata Sudi.
(T.P008/D011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011