Sembilan puluh lima persen pendorong pasar saat ini adalah suku bunga jangka panjang
New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street memperpanjang kerugian mereka pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor khawatir bahwa Federal Reserve (Fed) perlu lebih agresif dari yang diperkirakan dalam menaikkan suku bunganya untuk memerangi inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 98,60 poin atau 0,30 persen menjadi menetap di 32.899,37 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 23,53 poin atau 0,57 persen menjadi berakhir di 4.123,34 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 173,03 poin atau 1,40 persen menjadi ditutup di 12.144,66 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor material dan konsumen non-primer masing-masing turun 1,36 persen dan 1,31 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi dan utilitas masing-masing naik 2,91 persen dan 0,8 persen, hanya dua kelompok yang menguat.

Nasdaq yang padat teknologi mencatat penutupan terendah sejak 2020, mencatat kerugian mingguan kelima berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang sejak kuartal keempat 2012. Indeks S&P 500 juga membukukan kerugian mingguan kelima berturut-turut, rangkaian kerugian mingguan terpanjang sejak kuartal kedua 2011.

Baca juga: Wall Street berakhir jatuh, Indeks Dow Jones anjlok di atas 1.000 poin

"Sembilan puluh lima persen pendorong pasar saat ini adalah suku bunga jangka panjang," kata Pendiri dan Kepala Eksekutif Infrastructure Capital Management, Jay Hatfield, di New York.

Departemen Tenaga Kerja menyajikan data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan dengan angka penggajian nonpertanian (nonfarm payrolls) meningkat 428.000 pekerjaan pada April, dibandingkan ekspektasi 391.000 penambahan pekerjaan, menggarisbawahi fundamental ekonomi yang kuat meskipun ada kontraksi dalam produk domestik bruto pada kuartal pertama.

Tingkat pengangguran tetap tidak berubah di 3,6 persen dalam sebulan, sementara pendapatan rata-rata per jam meningkat 0,3 persen terhadap perkiraan kenaikan 0,4 persen.

"Minyak naik lagi, melanjutkan kekhawatiran inflasi yang kita lihat dan energi melawan tren pasar yang sangat lemah. Tapi harga gas alam dan minyak mentah yang lebih tinggi telah menjadi penarik bagi sektor energi tahun ini," kata Kepala Strategi Pasar LPL Financial, Ryan Detrick.

Baca juga: Harga minyak naik 1,5 persen di tengah kekhawatiran pasokan yang ketat

Saham-saham pertumbuhan megacap tergelincir, dengan beberapa pengecualian termasuk Apple Inc yang naik 0,5 persen. Wells Fargo & Co turun 0,5 persen memimpin kerugian di antara bank-bank besar.

Sebagian besar pedagang memperkirakan kenaikan 75 basis poin pada pertemuan bank sentral AS Juni, meskipun kepala Fed Jerome Powell mengesampingkan hal itu.

Semua mata tertuju pada laporan inflasi indeks harga konsumen bulanan pada Rabu (11/5/2022), karena investor mencari petunjuk apakah ekonomi mendekati puncak inflasi.

Under Armour Inc merosot 23,8 persen setelah pembuat pakaian olahraga itu memperkirakan laba fiskal tahun 2023 yang suram. Saham saingannya Nike Inc juga tergelincir.

Coinbase Global Inc turun 9,0 persen ke level terendah sejak debut pasar saham bursa uang kripto pada 2021.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 13,49 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,10 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022