Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, siap menggelar tradisi Gunungan Megono dan sedekah hasil bumi yang akan diselenggarakan bertepatan dengan perayaan Syawalan yaitu pada H+7 Lebaran.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan Yulian Akbar di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa selama dua tahun terakhir tradisi perayaan Gunungan Megono dan sedekah hasil bumi ditiadakan karena pandemi COVID-19.

Baca juga: Pemkot Pekalongan izinkan penyelenggaraan tradisi Syawalan

"Akan tetapi, setelah ada kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat, tradisi Gunungan Megono dan sedekah hasil bumi dari masyarakat di 19 kecamatan siap digelar kembali bersamaan dengan tradisi Syawalan pada Senin (9/5)," katanya.

Menurut dia, tujuan pemerintah menyelenggarakan tradisi Syawalan adalah untuk membangkitkan ekonomi lokal dan menggelorakan kembali tradisi Syawalan yang sebelumnya sempat ditiadakan selama dua tahun karena pandemi COVID-19.

Selain itu, kata dia, kegiatan tersebut juga untuk menambah manfaat dari tradisi Syawalan itu dengan menyiapkan gerai-gerai vaksin di objek wisata Linggo Asri yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung yang belum melakukan vaksinasi.

Baca juga: Pemkot Pekalongan ingatkan warga patuhi prokes saat rayakan Syawalan

Yulian Akbar mengatakan bahwa pada perayaan tradisi Syawalan, pemkab juga akan menyelenggarakan panggung hiburan sebagai wadah untuk para seniman berkreasi menampilkan kesenian khas lokal yaitu Sintren.

"Untuk memastikan keamanan serta ketertiban di lokasi acara Syawalan, kami sudah berkoordinasi dengan Polres Pekalongan untuk membantu pengamanan saat proses acara tradisi Syawalan," katanya.

Ia mengimbau masyarakat yang akan datang pada acara tradisi Syawalan agar mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak.

Baca juga: Kepala daerah se-Jateng diminta waspadai potensi keramaian Syawalan

"Jadi sesuai data tahun sebelumnya pengunjung diperkirakan sebanyak 3.000 orang dari kapasitas objek wisata Linggo Asri sebanyak 20.000 pengunjung. Jadi cukup memadai untuk penerapan protokol kesehatan," katanya.

Pewarta: Kutnadi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022