Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendesak pemerintah agar serius melakukan investigasi untuk mencari penyebab utama robohnya jembatan Kutai Kartanegara di Kaltim pada Sabtu (26/11).

"Untuk perbaikan standarisasi profesi, `safety` dan pengawasan pembangunan infrastruktur ke depan, pemerintah harus bisa menemukan secara obyektif dan ilmiah penyebab robohnya jembatan Kutai Kartanegara tersebut," kata Ketua PII M Said Didu, di Jakarta, Selasa.

Said mengatakan bahwa ambruknya jembatan Kutai Kartanegara menjadi perhatian internasional, bahkan kasus ini juga menjadi pembicaraan informal pada acara CAFEO (Conference ASEAN Federation Engineering Organization) yang sedang berlangsung di Brunei Darussalam.

Menurut Said, dengan investigasi yang obyektif dan ilmiah, diharapkan hasilnya dapat digunakan untuk kajian demi perbaikan ke depan.

"PII mengharapkan agar pihak-pihak yang terkait betul-betul menggunakan hasil kajian ilmiah sebagai dasar keputusan tindak lanjut ke depan," ujarnya.

PII sangat berkepentingan atas hasil investigasi tersebut untuk memantapkan rumusan RUU Keinsinyuran yang sedang diusulkan oleh DPR sebagai hak inisiatif. "Ini juga sebagai dasar penegakan etika profesi insinyur ke depan," kata Said.

Jembatan yang mirip Golden Gate di San Francisco ini dibangun oleh PT Hutama Karya pada 1995 dan mulai beroperasi pada 2001 dengan pengelolaan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam kejadian runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara itu menyebabkan 16 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

(T.KR-SSB/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011