Tenggarong (ANTARA News) - Badan SAR Nasional akan mencoba menggunakan balon untuk mengevakuasi kerangka Jembatan Kartanegara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur .

"Kami akan mencoba semua alternatif untuk mengupayakan evakuasi korban termasuk dengan menggunakan balon. Jadi besok (Rabu) kami akan upayakan melakukan proses evakuasi menggunakan balon," ungkap Direktur Operasional dan Pelatihan Badan SAR Nasional Marsekal Pertama TNI, Sunarbowo Sandi, kepada wartawan di Tenggaorong, Selasa.

Pada Selasa siang, proses pencarian korban dengan opsi memecahkan kaca mobil untuk mencari korban yang terjebak serta mengangkat kerangka jembatan gagal akibat derasnya arus Sungai Mahakam.

"Hari ini (Selasa) ada dua opsi yang akan dilakukan untuk melakukan evakuasi korban yang kemungkinan terjebak di dalam mobil dan reruntuhan jembatan. Penyelam sempat diturunkan ke sungai dan diikat pada tali namun ternyata tertarik dan kondisi itu sangat berbahaya sehingga dihentikan," kata Sunarbowo Sandi.

Penggunaan balon tersebut kata Sunarbowo Sandi, berdasarkan asumsi, beban kerangka Jembatan Kartanegara yang ambruk mencapai 1. 620 ton.

"Dari berbagai pertimbangan mungkin lebih menguntungkan menggunakan balon. Berdasarkan beban kerangka jembatan itu maka balon yang dibutuhkan sebanyak 60 buah dan menurut informasi balon tersebut ada di sebuah perusahaan di Balikpapan namun saya belum tahu berapa banyak balon yang bisa disiapkan besok. Penggunaan balon ini juga akan digabungkan dengan penggunaan 12 unit tugboat dengan bobot tiap tugboat 5. 000 ton,` katanya.

"Cara ini belum pernah dilakukan Badan SAR Nasional karena peristiwa seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Teknik pengangkatan menggunakan balon untuk pengelasan tersebut setahu saya pernah dilakukan Kantor Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) di Bali dan Banjarmasin," kata Sunarbowo Sandi.

Terkait derasnya arus Sungai Mahakam, Sunarbowo Sandi megatakan, proses penyelaman untuk memasang kait balon dan tali tugboat ke kerangka jembatan itu akan dilakukan pada saat arus bawah sungai tenang.

"Arus tenang di Sungai Mahakam terjadi dua kali dalam sehari yakni pada pagi antara pukul 06.00 - 08.00 Wita dan malam pada pukul 19.00 hingga 20.00 Wita dan waktunya hanya 45 menit. Pada masa tenang itulah akan dilakukan penyelaman untuk memasang pengait balon dan tugboat. Jadi, besok (Rabu) tidak langsung akan dilakukan pengelasan tetapi hanya penyelaman untuk memasang pengait," kata Sunarbowo Sandi. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011