Singapura (ANTARA) - Saham-saham Asia jatuh ke level terendah dalam hampir dua tahun pada perdagangan Selasa pagi, karena investor melepaskan aset-aset berisiko di tengah kekhawatiran tentang suku bunga yang lebih tinggi dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara dolar bertahan di dekat level tertinggi 20 tahun.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,8 persen, jatuh untuk sesi ketujuh berturut-turut dan memperpanjang penurunan hingga 17 persen sepanjang tahun ini.

Di seluruh Asia, indeks saham adalah lautan merah. Nikkei kehilangan 0,9 persen, saham Australia turun 2,5 persen dan saham Korea kehilangan 2,0 persen.

Indeks saham berjangka S&P 500 dan Dow Jones berjangka keduanya turun 0,5 persen dan Nasdaq berjangka turun 0,6 persen.

"Gagasan tentang siklus pengetatan yang ramah dan lembut telah menguap," kata analis ANZ dalam sebuah laporan.

Baca juga: Saham Asia merosot, saat "lockdown" di China picu kekhawatiran global

"Kenyataannya adalah bahwa The Fed tidak dapat mengendalikan sisi penawaran ekonomi dalam jangka pendek, selama indikator utama seperti tingkat partisipasi angkatan kerja tetap rendah dan ekspor China melambat, risiko inflasi, dan oleh karena itu suku bunga terus bergerak naik," kata ANZ.

Bank sentral di Amerika Serikat, Inggris dan Australia menaikkan suku bunga pekan lalu dan investor bersiap untuk pengetatan lebih banyak karena pembuat kebijakan memerangi inflasi yang melonjak.

Baca juga: Saham Asia di tengah prospek suram, Wall Street berjangka tergelincir

Semalam, saham-saham AS memperpanjang aksi jual yang memar pada Jumat (6/5/2022) karena investor bergegas untuk melindungi diri mereka sendiri dari prospek melemahnya ekonomi.

Harga minyak bergerak lebih rendah pada Selasa pagi di tengah kekhawatiran permintaan karena penguncian virus corona di China, importir minyak utama, berlanjut. Minyak mentah Brent tergelincir 0,5 persen menjadi 105,4 dolar AS per barel setelah jatuh 5,7 persen sehari sebelumnya.


Baca juga: Saham Asia merosot ikuti Wall Street, setelah Fed naikkan suku bunga
Baca juga: Ekuitas Asia melihat arus keluar besar bulan keempat berturut-turut

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022