Lampung (ANTARA) -
Bandar Lampung tidak hanya terkenal dengan wisata alamnya saja, seperti pantai yang diapit dengan bukit-bukit indah serta Taman Nasional Way Kambas yang sangat terkenal sebagai taman nasional perlindungan gajah.
 
Pisang juga menjadi ikon dari Kota Bandar Lampung, yang sudah terkenal sejak lama. Memanfaatkan apa yang sudah disajikan oleh alam, banyak masyarakat Lampung menjadikan pisang sebagai olahan makanan yang dapat dijadikan cemilan bahkan oleh-oleh ketika berwisata atau bahkan hanya melintasi daerah itu.

Salah satunya adalah Shinta, yang sudah sejak SMA mengolah pisang menjadi keripik dengan label "Oleh Shinta" dan terkenal dengan sebutan Keripik Shinta. Camilan yang diproduksi Shinta ini sekarang menjadi buah tangan bagi orang-orang yang berkunjung ke Lampung.

"Awalnya saya ngambil dari orang terus dibungkus kecil-kecil, terus dijualin dan sampai berani mengolahnya sendiri bersama dengan teman-teman pas SMA," ucap Shinta kepada ANTARA di gerainya yang berlokasi di sentra produksi keripik pisang di Gang PU, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung, Selasa.

Pada saat memutuskan untuk berwirausaha, Shinta juga mendapatkan tantangan yang cukup berat, yakni restu dari orang tua. Sebelum memutuskan, dirinya juga sempat mengikuti kompetisi Wirausaha Muda Mandiri pada tahun 2008.

Baca juga: Tamasya gurih dan manis dari 60 jajanan pasar khas Palembang

"Dulu tuh saya sering diomelin sama orang tua, karena kan peralatan yang saya gunakan itu tidak saya cuci lagi. Saya juga berani memulai, karena saya juara pada kompetisi itu, sehingga saya banyak mendapatkan pelajaran," ucap wanita yang sekarang memiliki tiga anak itu.

Meski berawal tidak memiliki karyawan pada 2005 sejak awal pertama kali merintis, kini Shinta sudah memiliki 15 karyawan yang berjaga di toko dan 10 karyawan yang bertugas untuk urusan dapur produksi.

Seiring perkembangan zaman, Shinta yang tadinya hanya menyajikan satu varian untuk keripik pisangnya, kini usahanya sudah memiliki berbagai varian keripik setelah mendengarkan masukan dari konsumennya yang ditanggapi dengan serius.

"Karena ada masukan dari konsumen sampai akhirnya kini kita buat banyak varian, kira-kira sudah ada 18 varian yang bisa dipilih oleh pembeli kita, seperti " ujar dia.
 
 
Shinta, pengusaha oleh-oleh keripik pisang khas Lampung (ANTARA/Chairul Rohman)

Baca juga: Berburu Kue "lopis" di Pusat Jajanan Berbuka Puasa
 
Meski Lampung bukan tanah kelahirannya, Shinta memiliki tujuan mulia untuk memperkenalkan pisang agar bisa diterima oleh wisatawan lokal dan mancanegera yang singgah di kota yang terkenal dengan gajahnya ini.

"Pisang ini kan bahan bakunya melimpah di Lamping, jadi bahan bakunya murah. Tinggal kita saja gimana cara.mengolah agar menarik dan pisang ini bisa dijadikan banyak olahan loh," jelas dia.

Dia juga mengaku bahwa di musim liburan seperti ini (libur lebaran 1443 Hijriah/2022 Masehi), pihaknya bisa memproduksi hingga 200 kilogram pisang dalam setiap harinya.

"Produksi sehari paling 100 kilogram, kalau musim liburan bisa mencapai 200 kilogram dalam sehari," jelas dia.

Shinta tidak hanya memproduksi keripik pisang, tapi juga makanan lain dari olahan pisang yang dipasarkan dengan harga bevariasi. Keripik pisang misalnya dijual dengan harga Rp60 ribu per kemasan, bolu pisang Rp30 ribu, pie pisang seharga Rp35 ribu dengan isi 6 per kotaknya dan pisang beku dengan berat 500 gram dihargai Rp30 ribu.

Baca juga: Lima fakta di balik popularitas jajanan khas Korea

Baca juga: Jajanan Nusantara jadi menu utama "AIIB Member Day"

Baca juga: Kerak telor, jajanan favorit pengunjung PRJ

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022