Sayangnya, jumlah orang yang diperiksa melalui tes COVID-19 jumlahnya terus mengalami penurunan
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebutkan jumlah orang yang melakukan pemeriksaan untuk dites COVID-19 saat ini terus mengalami penurunan.

“Sayangnya, jumlah orang yang diperiksa melalui tes COVID-19 jumlahnya terus mengalami penurunan,” kata Wiku dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia Per 10 Mei 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan jumlah orang yang dites terus menurun lepas dari bulan Maret 2022. Pada pertengahan bulan Maret, jumlah orang yang diperiksa mencapai 1.000.000 orang per minggu, namun hingga minggu lalu hanya sekitar 300.000 orang saja.

Padahal, tren mobilitas di tengah masyarakat menunjukkan kenaikan secara merata pada 33 dari 34 provinsi berdasarkan data yang dikutip dari Google Mobility per 6 Mei 2022 lalu.

Data tersebut, kata dia, menunjukkan kenaikan mobilitas pada umumnya, terjadi pada lokasi retail, rekreasi toko bahan makanan, taman dan pusat transportasi umum. Sementara mobilitas pada tempat kerja dan perkantoran secara keseluruhan mengalami penurunan.

"Makanya, hal ini (testing) perlu kita tingkatkan karena semakin banyak orang yang dites, maka kita akan semakin melihat gambaran penularan COVID-19 yang akurat di tengah masyarakat," kata Wiku Adisasmito.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat untuk ikut sukseskan protokol 3T (testing, tracing, treatment) untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pasca kegiatan mudik diselenggarakan.

“Lonjakan kasus COVID-19 ini dapat kita cegah dengan protokol kesehatan yang ketat dan juga dengan vaksinasi baik booster ataupun dosis lengkap,” kata Reisa pada Senin (9/5).

Ia menekankan apabila masyarakat mulai merasakan sejumlah gejala yang mirip dengan gejala COVID-19 setelah mengikuti mudik.

Bila merasakan keluhan berupa batuk, pilek atau demam, disarankan untuk langsung memeriksakan kondisi kesehatannya melalui tes swab agar cepat mendapatkan diagnosa.

Masyarakat yang merasa melakukan kontak erat dengan orang yang positif COVID-19, juga diharapkan berpartisipasi aktif dalam melakukan pelacakan supaya penularan tidak semakin menyebar.

“Harus lakukan swab, kalau sudah ketahuan hasilnya maka pengobatan akan tepat dan risiko fatalnya jadi rendah dan bisa cepat sembuhnya. lakukan juga tracing. Semuanya harus diperiksa juga dan kalau sudah lakukan sesuai anjuran dan merasa ada gejala COVID-19, segera lakukan isolasi mandiri,” demikian Reisa Broto Asmoro .

Baca juga: Epidemiolog dukung pencabutan aturan tes PCR dalam perjalanan domestik

Baca juga: Pengawasan pada pengguna transportasi laut diperketat di perbatasan

Baca juga: WHO: Negara miskin akan diberi lisensi teknologi tes antibodi gratis

Baca juga: Inggris longgarkan aturan tes COVID bagi penumpang pesawat


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022