Jakarta (ANTARA) - Bicara soal sate, yang terbayang pasti potongan daging kecil tersusun rapi di tusuk kayu yang dibakar. Tapi penampilan Sate Domba Africa Haji Malik di Jakarta Selatan jauh berbeda dari citra sate pada umumnya.

Baca juga: Nikmatnya Sate Afrika dengan pisang goreng

Sate Afrika ini terdiri dari potongan kecil domba panggang dengan taburan bawang bombay. Rasanya lembut dan tidak alot, teksturnya kering tapi penuh rempah berbumbu. Kelembutan daging berpadu dengan renyahnya potongan bawang bombay.

Sate ini disajikan bersama sambal pedas yang digiling, ditumis kemudian diblender. Tak cuma sambal, cocolan lainnya adalah mayones yang menambah cita rasa.

Potongan sate domba Afrika ini bisa disantap dengan nasi putih, tapi bila Anda ingin merasakan pengalaman makan ala Afrika, coba pesan pisang goreng sebagai pengganti nasi. Mungkin rasanya tidak lazim, seperti mengonsumsi camilan manis bersama dengan lauk gurih. Tetapi, ketika dikunyah bersama-sama ternyata rasanya cocok di lidah.

Pisang gorengnya terbuat dari pisang tanduk yang digoreng tanpa tepung, ditambah racikan bumbu yang membuatnya terasa lebih manis.


Baca juga: Gurihnya sate jando Gasibu Bandung
Pisang loco di Sate Domba Africa Haji Malik, Jakarta (ANTARA/Nanien Yuniar)


Kedai yang berdiri pada 2018 ini menyuguhkan aneka hidangan domba seperti sate domba panggang Africa, iga domba panggang, sop bening domba, kari domba, mie goreng domba panggang dan mie rebus domba.

Pemilik Sate Domba Africa Haji Malik, Raen Maliki, menuturkan proses memasak domba panggang Afrika ini butuh waktu yang cukup panjang. Daging domba dibakar, kemudian dikukus, lalu dibakar lagi dua kali agar lembut dan tidak berbau prengus. Proses masak yang lama ini juga diklaim membuat daging domba yang disajikan di sana rendah kolesterol.

Baca juga: Sepuluh makanan banyak dicari di layanan pesan antar tahun 2021
Sate Domba Africa Haji Malik, Jakarta (ANTARA/Nanien Yuniar)


“Domba yang dipakai untuk sate ini adalah domba dengan berat di atas 25 kilogram,” kata Raen ditemui di Jakarta, Rabu.

Sebab, tidak semua bagian domba akan dimasak. Bagian kulit, kepala juga jeroan tidak dipakai untuk hidangan di kedai ini, sehingga dibutuhkan domba dengan berat minimal tertentu agar menghasilkan daging dalam jumlah yang cukup. Dulu, domba asal Garut dan Bogor yang menjadi bahan baku sajian di kedai tersebut.

“Sekarang pakai karkas Selandia Baru dan Australia,” katanya.
Kari domba di Sate Domba Africa Haji Malik, Jakarta (ANTARA/Nanien Yuniar)


Bila ingin hidangan yang lebih “medok” bumbunya, coba cicipi kari domba yang pas sebagai teman nasi. Untuk pilihan makanan berkuah yang lebih light, sop bening domba pilihan yang lebih tepat. Jika hanya ingin mencicipi sedikit domba panggang, menu mie goreng dengan pugasan daging domba lebih tepat untuk Anda.

Sebelum resmi mendirikan kedai ini, dia pernah menjadi rekanan kedai sate domba Africa. Ia belajar serba-serbi memasak sate domba Africa dari rekan tersebut sebelum akhirnya betul-betul mengambil alih dan mengelolanya sendiri.

Di kedai yang sama, pengunjung tak cuma bisa menyantap makanan serba domba, ada pula pilihan menu lain seperti makanan khas China, ayam goreng hingga nasi kebuli. Dia berharap, penerapan konsep tersebut bisa membuat kedainya bisa jadi one stop food court di mana semua orang bisa menikmati banyak jenis hidangan.


Baca juga: Serupa tapi tak sama, ini bedanya yakitori dan sate ayam

Baca juga: Menu Idul Adha - Kambing bakar ala restoran Cairo chef Yuda

Baca juga: Pedas gurih sate rembiga, hidangan wajib coba di Lombok

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022