Kami menyiapkan beberapa ruangan khusus di antaranya ruang isolasi khusus untuk 10 pasien, ruang biasa untuk 4 pasien, serta satu ruang ICU khusus
Banjarnegara, Jateng (ANTARA) - Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara menyiapkan ruangan khusus penanganan hepatitis akut untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus penyakit yang tidak diketahui etiologinya itu di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Kami menyiapkan beberapa ruangan khusus di antaranya ruang isolasi khusus untuk 10 pasien, ruang biasa untuk 4 pasien, serta satu ruang ICU khusus," kata Dokter Penanggung Jawab Penyakit Infeksi RSI Banjarnegara dr Masrurotut Daroen di Banjarnegara, Rabu.

Menurut dia, kondisi ruangan untuk ruang isolasi khusus hepatitis akut itu bertekanan negatif, sedangkan ruangan lainnya bertekanan positif.

Oleh karena kasus COVID-19 telah turun drastis, ruang isolasi yang sebelumnya digunakan untuk menangani pasien yang terpapar virus Corona itu bisa digunakan untuk penanganan hepatitis akut.

"Jika kondisi mendesak, demi menolong sesama, ada kemungkinan bisa menambah jumlah tempat tidur pasien," kata perempuan yang akrab disapa dr Rury itu.

Dia mengatakan hal lain yang dilakukan RSI Banjarnegara adalah upaya memperketat proses skrining terhadap pasien yang mengalami gejala ringan hepatitis akut seperti diare, mual, dan muntah, yang bersangkutan dapat langsung dipisahkan dari pasien lainnya untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Menurut dia, skrining ketat tersebut diberlakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan formulir yang dikirim oleh Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara.

"Jika dalam skrining terdapat pasien yang mengarah ke gejala hepatitis yang sesuai edaran pemerintah, tindakan berikutnya adalah memisahkan pasien tersebut dengan sistem isolasi sebagai upaya memisahkan pasien hepatitis akut dengan pasien lainnya," katanya menegaskan.

Dia mengatakan RSI Banjarnegara juga menggencarkan upaya pencegahan dan edukasi melalui penyebaran informasi menggunakan media sosial maupun mendatangi sekolah-sekolah karena hepatitis akun dikhawatirkan menyerang anak-anak.

Menurut dia, pihaknya untuk sementara mengurangi penggunaan baju hazmat karena hingga saat ini belum ada petunjuk resmi dari pemerintah terkait alat pelindung diri tersebut.

"Kami masih menunggu petunjuk resmi dari pemerintah. Namun, penggunaan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan gaun atau apron (celemek, red.) juga diperlukan," kata Masrurotut Daroen .

Dokter Jaga IGD RSI Banjarnegara dr Tegar Jati Kusuma mengatakan hingga hari Rabu (11/5) belum ada pasien hepatitis akut maupun pasien yang mengarah ke penyakit pencernaan tersebut dirawat di RSI Banjarnegara. "Semoga tetap kosong," katanya. ***3***

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022