Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan tinggi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami penurunan tiga meter berdasarkan pengamatan selama sepekan.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu menyebutkan penurunan tinggi kubah lava itu berdasarkan hasil analisis morfologi dari Stasiun Kamera Merbabu, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan pada periode 29 April sampai 5 Mei 2022.

"Pada kubah barat daya teramati penurunan ketinggian kubah sekitar tiga meter. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan," kata dia.

Dari hasil analisis itu, BPPTKG mencatat volume kubah lava barat daya sebesar 1.520.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik.

Sepanjang pengamatan selama sepekan, kata dia, Merapi 120 kali meluncurkan guguran lava ke arah Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.

Dalam sepekan, Gunung Merapi tercatat mengalami 43 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), dua kali gempa low frekuensi (LF), 171 kali gempa fase banyak (MP), 820 kali gempa guguran (RF), 19 kali gempa hembusan (DG), dan 15 kali gempa tektonik (TT).

"Aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif," ujar Hanik.

Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer).

Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh lima kilometer).

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.
Baca juga: Gunung Merapi mengalami 154 kali gempa guguran
Baca juga: Kepala BMKG: Peringatan dini tak ada artinya tanpa aspek masyarakat
Baca juga: Pemkab Sleman dukung HKB 2022 tingkatkan kapasitas masyarakat

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022