london (ANTARA News/Xinhua-0ANA/AFP) - Mantan wakil perdana menteri Inggris John Prescott pada Sabtu mengecam negara-negara kaya seperti Amerika Serikat dan Kanada, mengatakan bahwa mereka mencoba untuk membunuh kesepakatan iklim yang baru.

Dia menunjuk fakta bahwa periode komitmen pertama Protokol Kyoto akan berakhir pada 2012, namun beberapa negara telah menolak untuk memperpanjang pembicaraan iklim PBB yang berlangsung di Durban, Afrika Selatan.

"Itulah yang diinginkan Kanada dan Amerika, dan satu atau dua negara lainnya," kata Prescott dikutip BBC pada Sabtu.

"Ini adalah konspirasi terhadap kaum miskin, dan itu sangat mengejutkan.. Saya malu karena negara-negara tersebut tidak mengakui tanggung jawab mereka," ujarnya.

Prescott telah membuat saran-saran untuk memperpanjang Protokol Kyoto, dan diadopsi oleh Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE), yang situs resmi itu menunjukkan bahwa Prescott mengimbau untuk "menghentikan jam di Kyoto", sehingga bisa diperpanjang oleh semua negara sampai kesepakatan perubahan iklim yang baru dapat dicapai.

Hal itu dikatakan Prescott dan perwakilan lainnya yang akan berada di Durban untuk mempresentasikan proposal PACE "Hentikan jam, Selamatkan Bumi kita" pada konferensi iklim PBB 5 Desember.

Sebanyak 12 kepala pemerintahan dan negara telah mengatakan mereka akan berpartisipasi dalam pembicaraan iklim di Durban, Afrika Selatan, kata kepala urusan iklim PBB Chritiana Figueres, Jumat.

Sekira 130 menteri juga akan hadir di kota pantai itu untuk pembicaraan di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), katanya pada konferensi pers.

Para pemimpin Afrika dari Republik Afrika Tengah, Ethiopia, Gabon, Republik Kongo dan Senegal merencanakan untuk menghadiri pembicaraan 12 hari yang akan selesai pada 9 Desember itu, kata Figoeres.

Nauru, Honduras, Samoa, Monaco, Fiji, Niue dan Norwegia juga akan diwakili oleh kepala negara mereka.

Para menteri itu merencanakan untuk datang pada Senin dan Selasa depan tepat untuk menghadiri sidang tingkat-tinggi yang akan dimulai pada Selasa siang. Semua kecuali tiga negara dalam badan beranggotakan 194 negara itu telah mengirim wakil.

Satu rancangan awal dari apa yang akan menjadi "Perjanjian Durban" akan diedarkan pada akhir pekan sehingga para perunding dapat meneruskan pencarian akan kesamaan pandangan dalam pembicaraan yang sulit itu.

Masalah-masalah penting yang dibicarakan adalah masa depan Protokol Kyoto, satu-satunya perjanjian internasional yang membatasi gas rumah kaca, dan apakah negara-negara akan menetapkan tujuan untuk membuat sebuah perjanjian iklim yang komprehensif sebelum akhir dasawarsa ini. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011