Ambon (ANTARA News) - Gempa tektonik yang menguncang kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku berkekuatan 5,1 Skala Richter (SR) pada Senin subuh, sekitar pukul 06.45 WIT tidak berkaitan dengan meletusnya gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara Minggu (4/12) malam.

Kepala Stasiun Geofisika Ambon, Benny Sipolo, di Ambon, Senin, mengatakan, tidak ada kaitan gempa tektonik menguncan ibu kota provinsi Maluku dan gunung Gamalama meletus di Ternate sebagai ibu kota provinsi Maluku Utara.

"Gunung meletus itu terkait vulkanis, sedangkan gempa berkaitan dengan tektonik sehingga tidak ada hubungan antara dua gejala alam tersebut," ujarnya.

Apalagi gunung meletus itu di Ternate yang jaraknya dengan Ambon relatif jauh.

Gempa tersebut juga terletak pada lokasi 3,91 Lintang Selatan danu 127,73 Bujur Timur, dengan 57 km Barat Daya Ambon di kedalaman 165 km di bawah laut.

Sipolo mengakui pihaknya intensif memantau perkembangan gempa karena beberapa di wilayah seperti Kabupaten Maluku Tenggara, kota Tual, Saumlaki termasuk daerah rawan terjadi gempa, yang hampir setiap hari terjadi peristiwa tersebut dengan kapasitas 2 - 3 SR

Maluku merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar yakni Pasifik, Indo Australia dan Eurasia.

Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan.

Hingga kini belum ada gempa yang berpotensi tsunami di Maluku. Gempa-gempa yang terjadi di wilayah-wilayah di Maluku kebanyakan tremor, yakni lokal dangkal yang terus menerus. Kekuatannya berkisar tiga hingga empat Modified Mercally Intensity (MMI)).

Daerah-daerah rawan gempa di Maluku di antaranya wilayah-wilayah bagian tenggara, Pulau Ambon, Seram dan Buru. Sedangkan pusat patahan di antaranya berada di Laut Ambon dan Seram Bagian Barat.

Sipolo mengingatkan para nelayan yang melakukan penangkapan ikan di lokasi berbatasan dengan perairan di Maluku Utara karena ketinggian gelombang mencapai hingga 3,5 meter.

"Ketinggian gelombang juga tidak terkait meletusnya gunung Gamalama karena kondisi ini akibat cuaca ekstrim sehingga cukup berbahaya bagi pelayaran kapal rakyat maupun armada penangkapan ikan tradisional," katanya.
(T.L005/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011