Penari menampilkan atraksi saat upacara pembukaan SEA Games 2021 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Kamis (12/5/2022). . ANTARA FOTO/Zabur Karuru/YU (ANTARA FOTO/ZABUR_KARURU)

Ajakan bergerak bersama

Bank Dunia menyebutkan Filipina menjadi negara di Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan ekonomi paling besar pada 2022, sebesar 5,7 persen, disusul Malaysia 5,5 persen, Vietnam 5,3 persen, Indonesia 5,1 persen, Kamboja 4,5 persen, Laos 3,8 persen, Thailand 2,9 persen, dan Myanmar yang dirusak krisis berkepanjangan akibat kudeta militer setahun lalu, tumbuh 1 persen.

Kecenderungan ini merefleksikan adanya tantangan-tantangan ekonomi besar yang dihadapi Asia Tenggara yang akan jauh lebih sulit jika dihadapi sendiri-sendiri.

Dalam perspektif ini, slogan "For a Stronger Southeast Asia" bisa ditafsirkan sebagai ajakan guna menyikapi perubahan besar di kawasan dengan memulainya lewat meninggikan lagi solidaritas dan persahabatan di Asia Tenggara.

Bagi kawasan yang begitu majemuk dalam aspek politik, cara terampuh dalam menguatkan kerja sama intra-kawasan adalah dengan solidaritas dan persahabatan. Dan SEA Games adalah salah satu media menguatkan solidaritas itu.

Bukan hanya ekonomi, tantangan geopolitik di kawasan ini pun sama semakin peliknya, terutama menyangkut Laut China Selatan dan keinginan meninggalkan dependensi terlalu dalam kepada kekuatan di luar kawasan, entah itu China, Jepang, atau Amerika Serikat. Ini karena ketergantungan yang akut bisa membuat mitra kawasan mengeksploitasi kelemahan Asia Tenggara guna mendapatkan konsesi dalam sengketa diplomatik atau teritorial.

Hubungan Vietnam dengan mitra-mitra luar kawasan sendiri, terutama China, terbilang pelik. Satu sisi, China adalah mitra dagang terpenting, tapi di sisi lain acap berseberangan dalam sejumlah aspek, termasuk menyangkut kawasan dipersengketakan di Laut China Selatan.

Tapi tak seperti negara-negara Asia Tenggara lain yang kegerahan oleh ekspansi maritim China, Vietnam yang pernah berperang melawan dua adidaya dunia (Amerika Serikat pada 1955-1975 dan China dalam perang perbatasan selama dua bulan pada awal 1979), adalah negara Asia Tenggara yang blak-blakan mengutarakan pandangannya menyangkut klaim China di Laut China Selatan.

Tak heran, sekalipun berpemerintahan komunis, Vietnam malah menjadi tambatan Barat dalam mengimbangi penetrasi China di Asia Tenggara. Pekan ini, Vietnam dan sembilan negara ASEAN lainnya menggelar KTT ASEAN di Gedung Putih yang dihadiri Presiden AS Joe Biden dan delapan pemimpin ASEAN termasuk Presiden Joko Widodo.

Tapi ini bukan berarti Vietnam dan Asia Tenggara mengecualikan China. Sebaliknya ini adalah semata manuver kawasan untuk tidak terlalu menggantungkan diri kepada salah satu kekuatan karena jika sampai hal ini terjadi maka independensi Asia Tenggara bakal dipertaruhkan.

Vietnam yang memamerkan kemampuan digitalnya saat pembukaan SEA Games ke-31, menyadari tantangan-tantangan ini. Dan hanya diawali dengan solidaritas, persahabatan dan keinginan untuk saling paham, tantangan-tantangan kawasan tersebut bisa disikapi dan dikelola dengan benar.

Oleh karena itu, "For a Stronger Southeast Asia" bukan sekadar slogan, tetapi lebih merupakan ajakan Vietnam kepada Asia Tenggara agar menyadari kekuatan dan tantangan kawasan untuk kemudian bergerak bersama demi Asia Tenggara yang lebih sejahtera dan lebih kuat.

Baca juga: Round up - SEA Games dibuka, menatap Asia Tenggara yang lebih kuat
Baca juga: Gairah SEA Games Vietnam di ujung pandemi

Copyright © ANTARA 2022